tirto.id - Kaum perempuan khususnya emak-emak atau ibu-ibu tiba-tiba saja masuk dalam perang narasi perebutan kekuasaan pada Pilpres 2019. Dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden (capres cawapres) yang saling berkontestasi yakni Joko Widodo-Ma’ruf Amin versus Prabowo-Sandiaga saling berupaya mendapat dukungan mayoritas emak-emak.
Manuver menggaet emak-emak di kubu Prabowo-Sandiaga Uno sudah dimulai sehari setelah keduanya mendaftar sebagai capres cawapres di KPU pada Jumat 10 Agustus 2018 lalu. Sekelompok perempuan paruh baya yang menyebut diri sebagai emak-emak mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo-Sandi pada Selasa 4 Agustus 2018. Gerakan emak-emak dukung Prabowo-Sandi terus mengemuka hingga saat ini. Kubu Prabowo-Sandi pun membentuk kelompok khusus untuk meraup suara emak-emak.
"Dalam rangka menguatkan fungsi dan peran jubir pemenangan Prabowo-Sandi, nanti akan dibuat tim jubir emak-emak yang akan berkeliling untuk kemudian menyuarakan apa yang menjadi concern dan aspirasi emak-emak sehari-hari," kata Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno di Jalan Daksa No 10, Jakarta Selatan, Selasa (4/9/2018).
Kubu Jokowi-Maruf pun tidak tinggal diam. Mereka pun menggalang suara pemilih perempuan lewat Super Jokowi-Maruf Amin (Suara Perempuan untuk Jokowi-Ma’ruf Amin). Gerakan ini juga dilakukan untuk menggandeng para ibu-ibu muda untuk memilih Jokowi-Maruf Amin.
Jubir Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin Irma Suryani Chaniago mengakui pihaknya mengincar suara emak-emak. Menurutnya, suara perempuan, termasuk emak-emak wajib diperoleh demi memenangkan pasangan petahana.
“Bagi kami karena perempuan ini memang 40 persen lebih dari total penduduk Indonesia ya memang kita harus rebut,” kata Irma kepada Tirto, Selasa.
Berdasarkan data KPU, jumlah pemilih perempuan dalam Pilpres 2019 hampir mencapai 50 persen yakni 92.929.422 suara dari total 185.732.093 suara se-Indonesia. Jumlah pemilih perempuan di luar negeri pun lebih besar dibanding laki-laki. Jumlah DPT perempuan di luar negeri mencapai 1.065.300 dari total 2.049.791. Wajar jika kemudian kedua kubu saling sikat merebut hati emak-emak.
Demi menggaet suara para emak-emak, tim Jokowi-Ma’ruf menggagas gerakan relawan seperti super emak-emak dan IJMA (Indonesia Jokowi Maruf Amin). Mereka akan menyosialisasikan program-program yang sudah dilakukan Jokowi seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, serta program Madani perempuan Indonesia kepada para emak-emak.
“Jadi memang kita selama ini enggak gembar-gembor, enggak ngomong-ngomong lah bahwa itu sudah dijalankan. Tapi kalau pihak sebelah kan, pihak oposisi baru rencana. Baru memberikan wacana. bukan apa-apa. Baru rencana dan janji, tapi kalau kita sudah realisasi," kata Irma.
Ke depan, Irma mengaku, tim kampanye akan menawarkan pengembangan sumber daya manusia para emak-emak. Perempuan yang juga Ketua DPP Partai Nasdem ini optimistis, program yang ada dan program pengembangan SDM bisa menggaet para emak-emak dan perempuan di Indonesia hingga 50 persen lebih.
"Kita tidak mungkin mengambil 100 persen tapi kita harus, wajib mengambil lebih dari 60 persen, itu pasti. Di atas 50 persen," kata Irma.
Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno tidak menyoalkan suara emak-emak diambil kubu Jokowi-Maruf Amin. Ia menilai emak-emak punya kedaulatan menentukan pilihan politik.
"Demokrasi kita yang sangat tentu memberikan kebebasan untuk menyatakan pendapat dan menaruh pilihannya," kata Sandiaga di Menteng, Jakarta, Selasa (11/9/2018).
Sandiaga enggan memperdebatkan perebutan suara emak-emak. Menurut Sandi, kubunya sudah berusaha menyerap aspirasi emak-emak sehingga menyerahkan semua pilihan kepada emak-emak.
"Kita tidak usah terpecah belah masyarakat nanti akan memilih mana yang otentik kaum emak-emak pendidikan terjangkau juga biaya hidup membebani kelola dengan baik siapa nahkoda ekonomi dan Prabowo-Sandi siap," kata Sandi.
Pengamat politik dari Voxpol Indonesia Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, pemilih emak-emak dinilai mampu memengaruhi suara para kedua kandidat. Ia mengatakan, emak-emak masuk dalam barisan pemilih setia sehingga perlu direbut.
"Emak-emak tergolong pemilih yang loyal dan all out habis kalau sudah jatuh hati. Ceruk segmen pemilih emak emak ini enggak bisa dianggap remeh," kata Pangi saat dihubungi Tirto, Selasa.
Pangi menerangkan, loyalitas emak-emak tinggi dibanding laki-laki. Kebanyakan laki-laki tidak menggunakan hak pilih meskipun sudah diberikan janji oleh tim kampanye. akan tetapi, pemilih emak-emak rela menggunakan hak pilih selama dia senang. Selain itu, emak-emak juga terkenal militan dalam beraktivitas. "Oleh karena, itu wajar kubu Jokowi dan Prabowo mencoba mengambil ceruk segmen pemilih emak emak. Karena suaranya emak emak cukup potensial bahkan menjadi penentu kemenangan," kata Pangi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Jay Akbar