Menuju konten utama

Mantan NII: Teroris Incar Mahasiswa sebagai Pelaku Teror

Seorang mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII), Sarwani, mengungkapkan bahwa teroris tidak akan berhenti mengembangkan ajaran radikalisme dan semakin intensif mengincar mahasiswa sebagai pelaku bom bunuh diri.

Mantan NII: Teroris Incar Mahasiswa sebagai Pelaku Teror
Polisi berjaga di dekat lokasi pengeboman di Pos Polisi jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1). Sejumlah teroris melakukan penyerangan terhadap beberapa gedung dan pos polisi di kawasan tersebut yang mengakibatkan sejumlah korban tewas dan luka-luka. ANTARA FOTO/M Ali Qital/pras

tirto.id - Seorang mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII), Sarwani, mengungkapkan bahwa teroris tidak akan berhenti mengembangkan ajaran radikalisme dan semakin intensif mengincar mahasiswa sebagai pelaku bom bunuh diri.

"Sasaran (teroris) para generasi muda. Hebatnya, pengikut mereka adalah sejumlah mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal di Indonesia," ujar Sarwani dalam dialog pencegahan radikalisme yang diselenggarakan Forum Komunikas Penanggulangan Teroris Kepulauan Riau, Kamis, (14/4/2016).

Sarwani mengungkapkan bahwa orang-orang yang direkrut telah siap melaksanakan perintah pimpinan dan siap mati.

“Aksi bom bunuh diri di Indonesia sudah 19 kali terjadi, dan pelakunya pelajar, mahasiswa dan pemuda. Usianya di antara 19-30 tahun. Ini menyedihkan," ucap Sarwani.

Ia mengatakan, perekrutan terhadap pemuda dimulai sejak 2011 yang dilakukan secara tertutup.

Ia menambahkan, pola perekrutan dilakukan secara bertahap. Proses yang dilaksanakan yakni pendekatan emosional atau diskusi, perekrutan, doktrin, janji setia dan pelatihan di berbagai negara seperti Filipina, Suriah dan Afghanistan. Kemudian mereka dipulangkan ke Tanah Air, dan dibina. Target mereka, memperjuangkan Indonesia menganut ideologi syariat Islam dengan cara radikal.

"Tugas orang-orang baru yang direkrut antara lain menggalang dana, dengan berbagai cara, seperti mencuri dan merampok," katanya.

Dia mengatakan orang-orang yang tidak masuk dalam organisasi mereka, termasuk aparat pemerintah, TNI dan Polri, dianggap murtad.

"Syarat mutlak untuk merekrut adalah orang-orang yang direkrut bukan anak dari anggota polisi dan TNI," ujar Sarwani.

Sarwani mengatakan, NII terus berkembang dan memiliki perwakilan di 33 provinsi di Indonesia. Bahkan di Kepri juga ada pengikut NII yang mencakup sejumlah santri. Santri itu dapat dipastikan sudah lama didoktrin dengan pemahaman yang salah. Bila sudah didoktrin, pengikut NII siap menjadi pelaku bom bunuh diri.

Doktrin yang lazim disampaikan bila melakukan bom bunuh diri adalah mereka akan langsung masuk surga, dan di surga sudah menunggu 72 bidadari.

"Kalau bicara ideologi radikalisme tidak akan pernah selesai. Yang pasti, ideologi teroris terus berkembang," katanya.

(ANT)

Baca juga artikel terkait INDONESIA atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora