tirto.id - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menjelaskan alasan pemerintah memilih Aceh sebagai titik awal kegiatan penyelesaian HAM berat masa lalu. Mahfud juga menjelaskan alasan menghancurkan Rumoh Geudong yang menjadi saksi tindakan pelanggaran HAM berat menjadi taman.
Dalam sambutan acara, Mahfud mengaku pemerintah memilih Aceh sebagai titik awal kegiatan pelaksanaan rekomendasi rekomendasi non-yudisial pelanggaran HAM berat karena sejumlah faktor. Faktor utama adalah menghormati kontribusi Aceh kepada Indonesia.
“Pertama, kontribusi penting dan bersejarah rakyat dan Provinsi Aceh terhadap kemerdekaan Republik Indonesia," kata Mahfud saat memberikan sambutan di Pidie, Aceh, Selasa (27/6/2023).
Kedua, pemerintah menghormati kejadian kemanusiaan tsunami Aceh pada 2004. Ketiga, pemerintah juga mengapresiasi upaya panjang dalam membentuk perdamaian di Aceh.
“Ketiga hal tersebut memiliki dimensi kemanusiaan yang kuat, relevan dengan agenda pemenuhan hak korban dan pencegahan yang sudah, sedang dan akan terus dilakukan," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan, pemerintah juga menghancurkan Rumoh Geudong, Aceh atas permintaan warga. Pemerintah akan membangun masjid sebagai permintaan masyarakat.
“Di area ini merupakan tempat terjadinya Rumah Geudong yang akan dibangun masjid atas permintaan masyarakat, atas usul masyarakat atau keluarga korban dengan dilengkapi living park yang memuat jejak sejarah yang tetap dipertahankan sebagai pengingat dan pembelajaran bagi kita adalah tangga yang terletak di dekat panggung ini serta 2 sumur yang ada di bagian depan dan belakang area ini," kata Mahfud.
Mahfud pun mengatakan, pemerintah akan membangun tugu peringatan kegiatan HAM berat masa lalu. “Ada tugu peringatan yang dibangun oleh KKR Aceh yang posisinya nanti akan digeser dan disesuaikan dengan penempatannya di area ini," kata Mahfud.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz