tirto.id - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengklaim ujaran intoleran dan ujaran kebencian turun hingga 80 persen setelah pelaksaan Pemilu 2019. Mahfud mengatakan informasi ini didapatnya dari Presiden Joko Widodo.
"Alhamdulillah berdasarkan pantauan kita sekarang ini, tadi presiden juga mengatakan sekarang peristiwa-peristiwa ujaran dan ujaran kebencian yang sifatnya intoleran itu turun 80 persen," kata Mahfud di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis (26/12/2019).
Mahfud mengatakan, pengurangan suara intoleran muncul akibat beberapa faktor. Pertama, orang-orang tersebut tidak bisa berteriak intoleran. Kemudian, teriakan intoleran tidak terjadi akibat dasar yang kuat dan tidak disetujui masyarakat luas.
Mahfud juga menduga penurunan ujaran intoleran sebagai imbas Pilpres 2019 yang telah berakhir, apalagi dua kubu dalam Pilpres sudah bergabung dalam satu gerbong. Meski kurang sreg, Mahfud senang tidak ada dampak negatif setelah kedua kubu bersatu.
"Mungkin juga. Karena Pilpres juga sudah selesai. Kemudian dua kubu sudah bersatu sehingga tidak ada lagi, kan itu bagus, kan," tutur Mahfud.
Mahfud berharap, masyarakat tidak perlu menyoalkan kedua kubu saat Pilpres 2019 bersatu. Ia lebih menekankan agar Indonesia tetap aman dan tenang. Pemerintah, kata Mahfud berencana menelaah asal-muasal ujaran kebencian yang marak di masyarakat saat Pemilu 2019.
"Besok tidak usah ribut lagi. Yang penting produknya aman, damai dan tidak ada apa. Nanti sesudah tahun baru kami analisis, apa sih yang membuatnya? Faktor yang mendorong itu nanti akan kami pakai untuk membangun lagi ke depan," jelas Mahfud.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto