Menuju konten utama
Ramadhan 2022

Kultum Ramadhan Singkat Hari Ke 15: Ciri-Ciri Muslim Sejati

Kultum Ramadhan hari ke-15 singkat bertema tentang ciri-ciri seorang Muslim sejati. Simak lima ciri Muslim sejati berikut.

Kultum Ramadhan Singkat Hari Ke 15: Ciri-Ciri Muslim Sejati
Ilustrasi shalat yang menjadi ciri-ciri Muslim sejati. Adapun materi ini bisa disampaikan dalam kultum Ramadhan hari ke 15. foto/Istockophoto

tirto.id - Kultum Ramadhan hari ke 15 singkat bisa disampaikan kepada para jemaah masjid setelah lewat dua pekan berpuasa. Lantas, bagaimanakah contoh kultum ciri-ciri Muslim sejati yang bisa penceramah sampaikan?

Perjalanan umat Muslim untuk memperoleh berbagai ganjaran pahala semakin meningkat ketika bulan Ramadhan. Namun demikian, seseorang yang menjalankan ibadah tentunya harus berlandaskan iman yang kuat.

Adapun beriman kepada Allah SWT ini menjadi salah satu materi yang bisa disampaikan dalam ceramah kultum Ramadhan. Beberapa sifat lain yang mencirikan seseorang adalah Muslim sejati dapat dipantau melalui bahasan berikut.

Kultum Ramadhan Hari Ke 15: Ciri-Ciri Muslim Sejati

Contoh kultum Ramadhan singkat untuk disampaikan pada hari ke 15 bulan puasa mengenai ciri-ciri Muslim sejati dibutuhkan sebagai referensi. Berbagai karakteristik tersebut harus melekat dalam diri seseorang sebagai tanda keimanannya.

Berikut contoh kultum Ramadhan hari ke 15 tentang ciri-ciri Muslim sejati.

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Bismillahirahmanirrahim.

Dengan menyebut nama Allah SWT, mari kita panjatkan pula puji syukur atas kehadirat-Nya Yang Maha Mulia. Berkat rahmat, nikmat sehat, rezeki, ilmu, dan berbagai hal positif yang diberikan oleh-Nya, kita sekarang bisa berkumpul untuk mendengarkan ceramah singkat ini.

Alhamdulillahirabilalamin.

Jamaah yang dirahmati Allah SWT.

Dalam Al-Qur'an disebutkan ciri-ciri muslim sejati seperti firman Allah SWT dalam surah Al-Anfal ayat 2-4:

اِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُوۡنَ الَّذِيۡنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتۡ قُلُوۡبُهُمۡ وَاِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ اٰيٰتُهٗ زَادَتۡهُمۡ اِيۡمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُوۡنَ

Innamal mu'minuunal laziina izaa zukiral laahu wajilat quluubuhum wa izaa tuliyat 'alaihim Aayaatuhuu zaadat hum iimaananw wa 'alaa Rabbihim yatawakkaluun

Artinya:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal."

الَّذِيۡنَ يُقِيۡمُوۡنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقۡنٰهُمۡ يُنۡفِقُوۡنَؕ

Allaziina yuqiimuunas Salaata wa mimmaa razaqnaahum yunfiquun

Artinya:

"(Yaitu) orang-orang yang melaksanakan shalat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."

اُولٰۤٮِٕكَ هُمُ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ حَقًّا ‌ؕ لَهُمۡ دَرَجٰتٌ عِنۡدَ رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٌ وَّرِزۡقٌ كَرِيۡمٌ‌ۚ

Ulaaa'ika humul mu'minuuna haqqoo; lahum darajaatun 'inda Rabbihim wa magh firatunw wa rizqun kariim

Artinya:

"Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia."

Dari penjelasan ketiga ayat tersebut, kita dapat melihat bagaimana ciri-ciri Muslim sejati berdasarkan dalil Al-Quran. Di antaranya terdapat lima karakteristik yang bisa menggambarkan seseorang bersifat mukmin.

Pertama-tama, apabila disebutkan nama Allah bergetarlah hatinya karena ingat keagungan dan kekuasaan-Nya. Pada saat itu timbul dalam jiwanya perasaan penuh haru mengingat besarnya nikmat dan karunia-Nya.

Mereka merasa takut apabila mereka tidak memenuhi tugas kewajiban sebagai hamba Allah, dan merasa berdosa apabila melanggar larangan-larangan-Nya.

Kedua, ketika dibacakan ayat-ayat Allah, maka akan bertambah iman mereka, karena ayat-ayat itu mengandung dalil-dalil yang kuat, yang mempengaruhi jiwanya sedemikian rupa, sehingga mereka bertambah yakin dan mantap serta dapat memahami kandungan isinya, sedang anggota badannya tergerak untuk melaksanakannya.

Dalam ayat kedua terdapat petunjuk bahwa iman seseorang dapat bertambah dan dapat berkurang sesuai dengan ilmu dan amalnya, seperti sabda Rasulullah SAW:

"Iman itu lebih dari 70 cabang, yang tertinggi adalah pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan." (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Dengan demikian bertambahnya iman pada seseorang dapat diketahui apabila ia lebih giat beramal. Iman dan amal adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisahkan.

Ketiga, bertawakal hanya kepada Allah Yang Maha Esa, tidak berserah diri kepada yang lain-Nya. Tawakal merupakan senjata terakhir seseorang dalam mewujudkan serangkaian amal setelah berbagai sarana dan syarat-syarat yang diperlukan itu dipersiapkan.

Keempat, selalu mendirikan salat lima waktu dengan sempurna syarat-syarat dan rukun-rukunnya, serta tepat pada waktunya, sedang jiwanya khusyuk mengikuti gerak lahiriah dan tunduk semata kepada Allah.

Kelima, mereka menginfakkan sebagian dari harta yang diberikan kepadanya. Yang dimaksud dengan membelanjakan harta dalam ayat ini ialah meliputi pengeluaran zakat, memberi nafkah kepada keluarga dekat ataupun jauh, atau membantu kegiatan sosial dan kepentingan agama, serta kemaslahatan umat.

Pada akhir ayat, Allah menjelaskan imbalan yang akan diterima oleh orang-orang mukmin yang benar-benar beriman dan menghiasi dirinya dengan sifat-sifat yang telah disebutkan. Maka mereka akan memperoleh derajat yang tinggi dan kedudukan yang mulia di sisi Allah, karena kuasa Allah semata.

Kalau Allah berkuasa menciptakan segala macam bentuk kehidupan. Maka Dia berkuasa pula memberikan keutamaan kepada makhluk-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.

Sekian kultum Ramadhan hari ke 15 yang dapat saya sampaikan. Semoga ridha dan nikmat-Nya selalu menyertai kita, amin.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Baca juga artikel terkait KULTUM RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Edusains
Kontributor: Dhita Koesno
Penulis: Dhita Koesno
Penyelaras: Yuda Prinada