tirto.id - Negara-negara Eropa sudah mengisi tangki gas alam hingga 90 persen untuk melewati musim dingin. Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi kegiatan tersebut membuat Eropa akan menghadapi krisis energi yang lebih kuat tahun depan.
Pengisian tangki dilakukan setelah Rusia memotong pasokan gas sebagai tanggapan atas sanksi Barat yang dijatuhkan atas invasinya ke Ukraina. Dikutip dari Antara, harga gas yang melonjak dalam beberapa bulan setelah invasi pada Februari saat ini telah menurun.
Tetapi kondisi tersebut diprediksi hanya sesaat, karena negara-negara bersaing untuk membeli gas alam cair (LNG) dan alternatif lain untuk pengiriman pipa Rusia. Sementara itu, untuk melakukan pemulihan Uni Eropa sedang mempertimbangkan pembatasan harga gas.
"Dengan penyimpanan gas hampir 90 persen, Eropa akan bertahan pada musim dingin mendatang dengan hanya beberapa memar selama tidak ada kejutan politik atau teknis," kata Direktur eksekutif IEA, Fatih Birol dikutip dari Antara, Kamis (6/10/2022).
Fatih menuturkan tantangan nyata yang dihadapi Eropa secara historis mengandalkan Rusia sekitar 40 persen dari pasokan gas alamnya, akan dimulai pada Februari atau Maret. Ketika penyimpanan perlu diisi ulang setelah permintaan musim dingin yang tinggi telah mengurasnya hingga 25-30 persen.
"Musim dingin ini sulit tetapi musim dingin berikutnya mungkin juga sangat sulit," bebernya.
Pemerintah Eropa telah bergerak untuk melindungi konsumen dari dampak harga yang lebih tinggi dan pada Rabu (5/10/2022). Pihak Jerman mengatakan akan memberikan subsidi tagihan listrik tahun depan dengan membayar di bawah 13 miliar euro atau 12,8 miliar dolar AS terhadap biaya penggunaan yang dibebankan oleh empat perusahaan jaringan transmisi tegangan tinggi (TSO).
Biaya tersebut merupakan bagian dari tagihan listrik, terhitung sekitar 10 persen dari biaya keseluruhan untuk pelanggan ritel dan sepertiga untuk perusahaan industri di sektor seperti baja atau bahan kimia.
Editor: Intan Umbari Prihatin