Menuju konten utama
Teror Bom Jawa Timur

Komisi VIII Desak Presiden Copot Kapolri, Panglima & Kepala BIN

Wakil Ketua Komisi VIII Sodik Mujahid menilai pemberantasan terorisme saat ini harus dilakukan dalam waktu secepatnya.

Komisi VIII Desak Presiden Copot Kapolri, Panglima & Kepala BIN
Sejumlah sepeda motor terbakar sesaat setelah terjadi ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). ANTARA FOTO/HO/HUMAS PEMKOT-Andy Pinaria.

tirto.id -

Wakil Ketua Komisi VIII Sodik Mujahid mendesak Presiden Jokowi mencopot Kapolri Tito Karnavian, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Ketua BNPT Suhardi Alius, dan Kepala BIN Budi Gunawan kalau tak mampu tegas berantas terorisme.

"Jika mereka tidak sanggup menyatakan komitmen dan kesanggupannya untuk menghancurkan terorisme dalam kurun waktu yang ditetapkan, maka presiden/pemerintah harus mencari dan meminta komitmen dan kesanggupan pejabat baru," kata Sodik melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Selasa (15/5/2018).

Sodik menilai pemberantasan terorisme saat ini harus dilakukan dalam waktu secepatnya. Pasalnya, serangkaian aksi teror belakangan telah menjadi bukti terorisme adalah ancaman nyata bagi bangsa dan negara.

Politikus Gerindra ini selanjutnya meminta kepada presiden agar membulatkan tekad memberantas terorisme dengan menggerakkan seluruh perangkat negara yang ada di bawahnya.

"Hanya dengan kebulatan niat dan tekad yang 100 persen, serta langkah-langkah konkret dan sungguh-sungguh, rakyat percaya pemerintah bisa menumpas dan menghancurkan terorisme," kata Sodik.

Dalam hal ini, Sodik pun meminta kepada presiden agar melibatkan Kementerian Sosial, Kementerian Desa, MUI, Kementerian UKM, Kementerian Agama, dewan gereja, dan ormas Islam untuk membuat program deradikalisasi di masyarakat.

Sebab, menurutnya, lembaga-lembaga tersebut bersentuhan langsung dengan publik yang merupakan sasaran doktrinasi ide-ide radikal, maka dapat menanggulangi terorisme secara langsung melalui penguatan program-program kerakyatan.

"Kami sangat prihatin dengan berulang terus aksi teror dan menyatakan berduka atas korban aksi-aksi terorisme di Surabaya dan Sidoarjo," kata Sodik.

Selama dua hari berturut-turut, aksi teror melanda Surabaya dan Sidoarjo. Pada Minggu pagi, 13 Mei, bom meledak di tiga gereja dan mengakibatkan belasan orang meninggal dan puluhan luka-luka. Malam harinya sebuah bom meledak di rusunawa di Sidoarjo. Lalu, Senin pagi 14 Mei, bom kembali meledak di depan Polrestabes Surabaya.

Polisi pun segera bertindak cepat menyisir jaringan terorisme. Hasilnya sejumlah terduga teroris tertangkap di banyak tempat. Salah satunya di daerah Urang Agung, Sidoarjo pada 14 Mei.

Baca juga artikel terkait BOM SURABAYA atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Maya Saputri