Menuju konten utama

Kenapa PKS Usung Sohibul Iman Bukan Anies di Pilgub Jakarta?

PKS akan usung Sohibul Iman di Pilgub Jakarta 2024. Kenapa PKS mengusung Sohibul Iman di Pilgub 2024, bukan Anies Baswedan?

Kenapa PKS Usung Sohibul Iman Bukan Anies di Pilgub Jakarta?
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman bersiap menjalani pemeriksaan di Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Diskrimsus) Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (23/10/2018). ANTARA FOTO/Reno Esnir

tirto.id - Politisi Sohibul Iman akan maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024. Ia diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta di Pilgub mendatang.

Menyusul kabar tersebut banyak orang mulai menggali rekam jejak dan alasan PKS mengusung Sohibul Iman di Pilgub Jakarta 2024. Pengumuman bahwa PKS mengusung Sohibul Iman maju di Pilgub Jakarta 2024 disampaikan oleh Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri.

“Kandidat yang kami usung adalah Mohamad Sohibul Iman, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro PKS," kata Mabruri, Minggu (23/6/2024).

Kabar pencalonan Sohibul Iman ini menyita perhatian publik. Pasalnya, banyak orang mengira PKS akan kembali mengusung Anies Baswedan maju di Pilgub Jakarta 2024 seperti saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hal ini membuat publik bertanya, kenapa PKS usung Sohibul Iman dan bukan Anies di Pilgub Jakarta 2024?

Alasan PKS Usung Sohibul Iman di Pilgub Jakarta 2024

Melalui kesempatan yang sama, Mabruri menjelaskan alasan PKS mengusung Sohibul Iman dan bukan Anies di Pilgub Jakarta mendatang. Menurutnya, alasan PKS memilih Sohibul Iman karena ia memiliki integritas dan pengalaman yang relevan baik di bidang politik maupun pendidikan.

Kiprah Sohibul di dunia politik memang cukup panjang. Ia merupakan mantan Wakil Ketua DPR RI dan eks ketua PKS mulai 2015. Mabruri menjelaskan bahwa selama Sohibul menjabat sebagai ketua, suara untuk PKS di meningkat secara signifikan.

Sebelum Sohibul menjabat, perolehan suara PKS di Pemilu 2014 adalah dari 8,46 juta suara (6,77 persen). Namun, setelah Sohibul menjabat, perolehan suara PKS di Pemilu 2019 menjadi 11,49 juta suara (8,21 persen) atau meningkat 10 kursi dari pemilu sebelumnya.

“Artinya beliau memiliki kepemimpinan yang teruji dalam membawa PKS naik kelas. Beliau juga memiliki jejak yang panjang di dunia politik,” terang Mabruri.

Sementara itu, di bidang pendidikan, Sohibul pernah menjabat sebagai rektor Universitas Paramadina dan beberapa lembaga nirlaba yang bergerak di bidang sains dan teknologi.

“Pak Sohibul Iman ini figur yang tepat untuk memimpin Jakarta. Beliau adalah perpaduan antara seorang birokrat yang andal, politisi yang mumpuni, dan intelektual yang disegani di dunia pendidikan,” katanya.

PKS sendiri sebelumnya sempat mempertimbangkan mengusung Anies Baswedan di Pilkada 2024. Hal ini menyusul DPW PKS Jakarta yang sempat mengusulkan nama Anies untuk maju ke sebagai bakal calon gubernur Jakarta pada Mei 2024.

Lebih lanjut, PKS sendiri menyebut bahwa pengusungan Sohibul Iman di bursa calon gubernur Jakarta masih dapat berubah setelah koalisi terbentuk.

Hal serupa juga disampaikan oleh juru bicara relawan Anies Baswedan, Iwan Tarigan, yang menyebut bahwa "masih sangat mungkin semua akan berubah" sebelum pendaftaran calon Pilgub 2024.

Rekam Jejak Sohibul Iman

Rekam jejak Sohibul Iman menjadi salah satu pertimbangan PKS dalam mengusungnya sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta di Pilkada 2024. Lantas, bagaimana rekam jejak Sohibul Iman khususnya bidang politik dan pendidikan?

Muhammad Sohibul Iman atau Sohibul Iman merupakan politisi senior di Indonesia. Mengutip situs resmi PKS, Sohibul Iman merupakan pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 5 Oktober 1965.

Ia menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di Jawa Barat. Setelah lulus SMA, Sohibul Iman diterima menjadi salah satu mahasiswa Institut Pertainan Bogor (IPB). Sayangnya, studinya di IPB tak selesai.

Ia memutuskan pindah ke Tokyo, Jepang, dan menyelesaikan pendidikan sarjana (S1), master (S2), dan doktoral (S3) di sana. Seluruh pendidikannya di Jepang berhasil ia tempuh dengan beasiswa penuh.

Sohibul Iman menyelesaikan pendidikan S1 pada 1992 dan meraih gelar sarjana teknik dari Waseda University Tokyo. Dua tahun kemudian, Sohibul menyelesaikan pendidikan S2 dan mendapat gelar master teknik di Takushoku University.

Pada 2004, ia lulus dari Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) dan menerima gelar doctor of philosophy atau Ph.D bidang sains dan teknologi.

Sohibul sempat bekerja di Jepang selama menempuh pendidikannya. Ia diterima menjadi salah satu penyiar untuk Radio Jepang NHK. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Sohibul kembali ke Indonesia.

Sebelum dikenal sebagai politisi, Sohibul Iman mengawali kariernya sebagai pegawa negeri sipil (PNS). Ia bekerja sebagai peneliti di Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Sembari menjalankan pekerjaannya sebagai PNS, Sohibul Iman aktif menjadi konsultan di sebuah firma hukum swasta, Amroos Law Consultant. Ia juga aktif menjadi dosen di universitas.

Sohibul kemudian dipercaya menjadi rektor Universitas Paramadina. Ia menjabat sebagai rektor di periode 2005 hingga 2007. Setelah menyelesaikan jabatannya sebagai rektor, Sohibul bergabung dengan PT. EdWar Technology dan bekerja sebagai konsultan.

Tak lama kemudian, Sohibul bergabung sebagai kader PKS. Ia kemudian maju di pemilihan umum (Pemilu) legislatif 2009 dan terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta 2.

Ia sempat diangkat menjadi wakil ketua DPR RI pada 2013-2014. Kiprahnya di parlemen cukup panjang. Sohibul diketahui terpilih jadi anggota DPR RI sebanyak tiga kali, termasuk untuk periode 2014-2019 dan periode 2024-2029.

Tahun ini Sohibul akan dicalonkan PKS untuk maju di Pilkada 2024.

Baca juga artikel terkait POLITIK atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Politik
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dipna Videlia Putsanra