tirto.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut jika Indonesia dan negara lain tidak setuju Rusia harus dikeluarkan dari Group of Twenty (G20), maka Ukraina harus diizinkan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 mendatang di Bali.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri belum bisa mengomentari pernyataan Biden yang disampaikan di Brussel, Belgia.
"Kita membaca statement [pernyataan] yang dikeluarkan di Brussel, namun belum bisa kita komentari," ucap Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah ketika dihubungi Tirto pada Jumat, (25/3/2022).
"Tentunya perlu didalami lagi sebenernya inti dari statement tersebut," imbuhnya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu ini mengatakan sejauh ini Indonesia telah mengundang semua anggota G20 dan beberapa negara yang sering ikut dalam acara G20, seperti Belanda dan Singapura.
Selain itu, lanjut Teuku Faizasyah, secara khusus Indonesia juga mengundang organisasi kawasan seperti Pasific Island Forum (PIF), Caribbean Community (CARICOM), serta organisasi di Afrika.
Meski Indonesia kali ini berperan sebagai Presidensi G20, tetapi pemerintah tak memiliki kewenangan untuk memutuskan sepihak.
"Saya belum bisa mengomentari tersebut, itu tentunya kewenangannya tidak ada di kami ya. [Itu] sesuatu yang harus dibahas lebih lanjut," tegas Teuku Faizasyah.
Terkait Biden ingin Rusia dikeluarkan dari G20, Jubir Kemlu RI tersebut menerangkan bahwa itu tak ada proseduralnya.
"Secara prosedural tidak ada ya. Namanya juga G20, berarti kriteria keanggotan dalam G20 adalah negara-negara yang tercakup dalam 20 besar ekonomi dunia," jelasnya.
"Jadi itu menjadi kriteria untuk kesertaan di dalam forum G20 ini. Dan kita sebagai presidensi, tentunya melaksanakan tanggung jawab sebagai presidensi yaitu termasuk mengundang seluruh anggota G20," tambahnya.
Teuku Faizasyah menegaskan bahwa Indonesia selalu bersikap imparsial atas konflik Rusia-Ukraina. Sementara itu, dia menyebut tema Presidensi G20 Indonesia sudah memiliki tema yang sangat baik yakni “Recover Together, Recover Stronger”.
Sehingga, cita-cita di bawah keketuaan Indonesia sekarang, yaitu negara ini ingin adanya kebangkitan pascapandemi serta kemajuan ekonomi yang kuat yang dirasakan oleh seluruh negara dan bangsa di dunia.
“Jadi, mudah-mudahan di bawah presidensi Indonesia, berbagai isu yang menjadi faktor penghambat bagi kemajuan ekonomi global untuk bangkit kembali, bisa dibahas secara terbuka dan ada satu solusi yang disepakati bersama,” pungkasnya.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Bayu Septianto