Menuju konten utama

Kemenkes Pastikan COVID-19 Pirola Belum Terdeteksi di Indonesia

Kemenkes belum membuka opsi untuk kembali mewajibkan penggunaan masker di ruang publik dalam menyikapi kemunculan COVID-19 Pirola di sejumlah negara.

Kemenkes Pastikan COVID-19 Pirola Belum Terdeteksi di Indonesia
Seorang petugas melakukan uji spesimen COVID-19 di laboratorium Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Gorontalo di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Kamis (10/2/2022).ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/nz

tirto.id - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril memastikan COVID-19 Subvarian Omicron BA.2.86 atau Pirola belum terdeteksi di Indonesia. Ia mengatakan Pirola muncul di Amerika Serikat dan sebagian Eropa.

Syahril mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan kedisiplinan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kewaspadaan untuk menyikapi kemunculan varian terbaru SARS-CoV-2.

Menurut Syahril, Kemenkes belum membuka opsi untuk kembali mewajibkan penggunaan masker di ruang publik dalam menyikapi kemunculan Pirola di sejumlah negara.

"Masih belum perlu (mewajibkan penggunaan masker) karena belum ada lonjakan kasus. Indikator-indikator endemi semuanya masih terkendali," kata Syahril dikutip dari Antara, Selasa (12/9/2023).

Dorongan untuk kembali mewajibkan penggunaan masker di ruang publik disampaikan oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Hal itu sebagai upaya mencegah penularan Pirola yang berpotensi memicu pandemi berikutnya.

"Saya meminta pemerintah untuk kembali menerapkan kewajiban penggunaan masker, utamanya di ruang publik, di samping memperketat pengawasan dan skrining di pintu masuk negara, khususnya di Bandara dengan jumlah kedatangan wisatawan asing atau pelaku perjalanan luar negeri yang tinggi," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet itu.

Dia meminta pemerintah mewaspadai subvarian Pirola dengan terus memonitor perkembangan serta persebaran kasusnya.

"Sehingga langkah antisipatif hingga emergency break dapat dilakukan pemerintah, apabila subvarian Pirola mendekati bahkan terdeteksi masuk ke Indonesia," katanya.

Bamsoet mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Pirola sebagai "varian dalam pemantauan".

Politikus Golkar itu juga mendorong pemerintah untuk bekerja sama dengan para pakar atau ahli virus untuk melakukan penelitian mendalam terhadap subvarian Pirola. Langkah tersebut agar pemerintah mengetahui secara pasti karakteristik, tingkat penularan, cara pencegahan hingga efek mutasinya di tengah kondisi endemi di Tanah Air.

Upaya itu dinilai Bambang penting guna mencegah masuknya subvarian Pirola yang berpotensi menimbulkan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia.

Menurut Bamsoet, masyarakat juga perlu mewaspadai penularan subvarian baru COVID-19 dengan kembali memperkuat protokol pencegahan, utamanya penggunaan masker dan vaksinasi COVID-19.

"Kedua hal tersebut masih efektif mencegah dari paparan berbagai varian virus corona yang saat ini masih terus bermutasi," kata dia.

Baca juga artikel terkait VARIAN BARU COVID-19

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan