Menuju konten utama

Kemenkes Laporkan Tiga Kasus Pertama Subvarian 'Centaurus' BA.2.75

Satu kasus merupakan kasus impor dan berada di Bali. Sementara dua kasus berada di Jakarta.

Kemenkes Laporkan Tiga Kasus Pertama Subvarian 'Centaurus' BA.2.75
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan keterangan pers usai mengikuti rapat terbatas terkait PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (13/6/2022). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.

tirto.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membenarkan varian COVID-19 Subvarian BA.2.75 sudah masuk ke Indonesia. Ia melaporkan sudah ada 3 orang terdeteksi terinfeksi COVID-19 subvarian dari India tersebut.

"Ini (subvarian BA.2.75) juga sudah masuk di Indonesia. Satu ada di Bali karena kedatangan luar negeri. Dua ada di Jakarta," kata Budi dalam keterangan usai rapat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Kantor Presiden, Jakarta, Senin (18/7/2022).

Budi mengaku sudah melaporkan keberadaan subvarian ini kepada Presiden Jokowi. Ia juga melaporkan bahwa ada 15 negara lain selain Indonesia yang terpapar varian yang berasal dari India ini.

Ia menduga ada transmisi lokal setelah varian ini masuk sehingga pemerintah tengah mencari sumber utama varian tersebut.

"Jadi kemungkinan besar transmisi lokal, sedang kita cari sumbernya dari mana," kata Budi.

Di sisi lain, Budi juga melaporkan bahwa subvarian BA.4 dan BA.5 punya kemampuan untuk menembus vaksinasi dibandingkan varian lain sehingga orang bisa saja terpapar meski sudah divaksin. Akan tetapi, angka untuk masuk rumah sakit atau fatalitas tetap tinggi meski sudah ada proteksi.

"Kita sampaikan ke Bapak Presiden bahwa proteksi untuk masuk ke rumah sakit, hospitalisasi dan fatalitynya masih tetap tinggi sehingga disarankan masyarakat tetap cepat-cepat saja dibooster karena walaupun ada kemungkinan terkena, tapi booster itu terbukti mampu melindungi kita untuk tidak masuk ke rumah sakit dan kalau toh pun masuk rumah sakit, tingkat fatalitasnya akan sangat rendah," tutur Budi.

Virus COVID-19 subvarian BA.2.75 disebut berbahaya dibandingkan varian COVID-19 lain seperti alpha, omicron maupun BA.4 dan BA.5.

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut varian yang juga dikenal dengan 'Centaurus' ini disebut mirip dengan BA.5, tetapi lebih mudah menginfeksi tubuh dan berpotensi menurunkan efikasi antibodi.

Varian ini disebut menyerang infeksi atau gejala saluran nafas. Ia pun disebut varian ini tidak terdeteksi dengan alat PCR maupun rapid test antigen di Swiss. Dicky sempat memprediksi virus varian ini sudah masuk Indonesia sejak awal Juli.

“Mungkin saat ini BA.275 sudah masuk. Itu sangat jelas, sangat mungkin,” ucap Dicky saat dihubungi Tirto pada Jumat (8/7/2022).

Baca juga artikel terkait SUBVARIAN BA275 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri