tirto.id - Nisa Sabyan sempat membuat kejutan dan mewarnai sejarah serta perkembangan musik religi di Indonesia. Suaranya yang merdu lagi syahdu, juga gumaman khasnya lewat tembang "Deen Assalam", terdengar di mana-mana. Nissa Sabyan pun viral, lagunya disukai banyak kalangan, termasuk remaja milenial yang biasanya kurang tertarik dengan musik semacam itu.
Dara kelahiran Lumajang, Jawa Timur, tanggal 23 Mei 1999, ini bernama asli Khoirunnisa. Sedangkan Sabyan adalah nama grup musik gambus yang diawakinya bersama Ahmad Ayus (kibor), Kamal Juanda (darbuka), dan Sofwan Yusuf (perkusi).
Beberapa waktu lalu, Sabyan Gambus merilis lagu berjudul "Ya Allah Biha" lewat channel Youtube mereka dan langsung masuk jajaran trending. Lagu-lagu mereka sebelumnya seperti "Allahumma Labbaik", "Ya Maulana", terlebih "Deen Assalam" juga mendapat respons luar biasa dari penikmat musik tanah air.
Di grup ini, tampaknya nama Nissa yang paling mencuat sehingga orang pun lebih mengenalnya sebagai Nissa Sabyan. Namun, lagu-lagu Sabyan Gambus banyak yang ditulis oleh Ayus, sang kibordis.
Kolaborasi antara Nissa dan Ayus ini mirip seperti band Geisha. Di Geisha, Momo bertindak sebagai vokalis yang banyak disorot media, sementara sang gitaris, Roby, berperan sebagai orang yang paling banyak menciptakan lagu-lagu mereka.
Populeritas yang diraih Nissa dan kawan-kawan bahkan membuat rumah produksi Millenia Pictures tertarik untuk mengangkat perjalanan musik mereka ke layar lebar lewat film berjudul "Sabyan Menjemput Mimpi" yang tayang di bioskop pada 27 Juni 2019 lalu.
Sejarah Musik Religi di Indonesia
Sebelum diperkenalkan oleh grup atau penyanyi macam Bimbo, Rhoma Irama, Nasida Ria, Opick, Sulis dan Haddad Alwi, hingga Sabyan Gambus di era kekinian, musik religi di Indonesia sudah punya sejarah panjang.
Dikutip dari buku berjudul Kekuatan Musik Religi (2010) yang ditulis oleh Indriya R Dani dan Indri Guli, musik religi mulai diperkenalkan oleh Wali Songo sebagai penyebar ajaran Islam di Nusantara sejak abad ke-14 Masehi.
Lagu "Tombo Ati", yang sukses dibawakan kembali oleh Opick, juga tembang "Ilir-ilir", syairnya ditulis oleh salah satu anggota Wali Songo sebagai sarana untuk syiar Islam di kalangan masyarakat Jawa.
Awalnya, musik religi dipakai untuk mengiringi acara keagamaan atau hari-hari besar Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, juga acara hiburan seperti pernikahan, sunatan, aqiqah, dan lain-lainnya.
Memasuki era yang lebih modern, banyak musisi di Indonesia yang memasukkan lirik-lirik religi. Hal ini membuat lagu religi tidak hanya dinikmati dalam acara tertentu, tetapi menjadi mudah dicerna masyarakat karena dibawakan dengan sentuhan terkini.
Salah satu pengusung musik religi di Indonesia yang paling terkenal adalah Bimbo, grup musik asal Bandung yang beranggotakan kakak bersaudara Sam, Acil, Jaka, ditambah adik perempuan mereka, Iin Parlina.
Tatang Sumarsono dalam buku Sajadah Panjang Bimbo (1998) menuliskan, grup ini mulai aktif menyanyikan lagu religus sejak tahun 1973, meskipun pada awalnya lebih sering membawakan lagu-lagu pop.
Lagu religi Bimbo pertama mereka berjudul "Tuhan" yang diciptakan Sam usai salat Jumat di Masjid Salman, Institut Teknologi Bandung (ITB).
Liriknya sederhana. tapi justru mendapat sambutan luas. Lagu ini abadi karena selalu hadir dalam berbagai momentum yang berkaitan dengan hal-hal keagamaan.
Pada September 1974, album religi pertama Bimbo dirilis ke publik. Bimbo adalah pionir lagu-lagu religi menjelang Ramadan. Tercatat ada 10 lagu, 8 lagu ditulis Taufiq Ismail, 2 lagi adalah lagu “Tuhan” buatan Sam dan “Cerita untuk Orang yang Lupa” milik Iwan Abdurrahman.
Selain Bimbo, musisi yang terkenal dengan lagu religi adalah Opick yang sebelumnya menggeluti musik rock. Album religi perdananya berjudul Istigfar yang dirilis tahun 2005 laris manis dan terjual lebih dari 300 ribu kopi sehingga mencetak dobel platinum.
Setahun kemudian, Opick merilis album kedua bertajuk Semesta Bertasbih (2006). Lagu yang hits dalam album tersebut adalah "Takdir" yang dinyanyikannya bersama Melly Goeslaw.
Larisnya lagu-lagu Opick memicu kebangkitan musik religi di industri tanah air. Grup band yang bahkan lebih dikenal di aliran pop atau rock berlomba-lomba merilis album religinya, terutama menjelang bulan Ramadan.
Di antaranya adalah band Ungu yang hingga saat ini telah menelurkan 5 album religi, juga GIGI dengan 6 album religinya, menyusul kemudian band-band lainnya yang mengikuti jejak mereka.
Sekarang, dengan hadirnya Sabyan Gambus dan Nissa yang boleh dibilang menjadi fenomena, musik religi semakin membumi dan disukai oleh anak-anak muda generasi terkini.
Editor: Iswara N Raditya