Menuju konten utama

Kehilangan Wilayah Kekuasaan, ISIS Tingkatkan Serangan

Serangan ISIS pada awal 2016 telah menewaskan 2.150 orang. Jumlah tersebut naik sebesar 44 persen dibandingkan dengan jumlah pada kuartal-kuartal sebelumnya.

Kehilangan Wilayah Kekuasaan, ISIS Tingkatkan Serangan
Wilayah ISIS di Mosul digempur tentara Irak. Antara foto/reuters/azad lashkari.

tirto.id - Lepasnya wilayah substansial kekuasaan ISIS, terutama di Irak dan Suriah, menjadi alasan utama atas meningkatnya serangan kelompok bersenjata tersebut pada tahun ini, demikian menurut perusahaan analisis yang bermarkas di Amerika Serikat, IHS, Minggu (2/5/2016).

Terdapat sekitar 891 serangan yang dilakukan pada kuartal awal 2016 di sejumlah wilayah di Irak dan Suriah. Jumlah itu lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah serangan pada kuartal sebelum-sebelumnya sejak kelompok militan itu mulai bergerak pada pertengahan 2014, sebut IHS dalam sebuah laporan terbarunya.

Serangan-serangan itu telah menewaskan 2.150 orang. Angka korban tersebut naik sebesar 44 persen dari tiga bulan sebelumnya dan menjadi jumlah korban tewas terbesar dalam kuartal satu tahun terakhir.

"Kelompok itu mengambil jalan kekerasan yang semakin mengarah ke kekacauan massal saat mereka mendapatkan tekanan berat dari segala sisi," ujar Matthew Henman, Kepala Pusat Terorisme dan Pemberontakan IHS Jane.

Pihak militer Amerika Serikat memperkirakan bahwa wilayah kekuasaan kelompok bersenjata ISIS di Irak menurun sekitar 40 persen dari 2014 lalu, yang merupakan puncak kekuasaan mereka, dan kehilangan 20 persen wilayah kekuasaan mereka di Suriah.

Pihak militer Irak menyingkirkan para militan ISIS dari kota Ramadi yang terletak di bagian barat empat bulan lalu dan kemudian terus bergerak ke barat mencapai perbatasan Suriah. Pergerakan mereka di bagian utara lebih lambat, di mana pihak militer dan pasukan Sunni Arab hanya berhasil merebut empat desa bulan lalu di bagian selatan Mosul.

Sementara itu, di Suriah, pasukan yang mendukung pemerintah, yang didukung oleh serangan udara Rusia, telah berhasil merebut kembali beberapa wilayah dari ISIS, termasuk kota kuno Palmyra. ISIS juga mendapatkan tekanan dari serangan udara pimpinan Amerika Serikat terpisah di bagian utara dan timur laut, dimana pasukan Kurdi bergerak maju.

Laporan IHS itu juga mencantumkan adanya peningkatan dalam serangan kelompok bersenjata ISIS di Libya, dimana kekuatan mereka meningkat. ISIS merebut kota Sirte dan menyerang sejumlah lokasi pengeboran minyak. Analisis menunjukkan adanya serangan dengan jumlah yang hampir sama dengan yang dilakukan dalam tiga bulan awal tahun ini dan enam bulan sebelumnya.

Pihak IHS mengatakan bahwa aktivitas kelompok bersenjata ISIS juga telah meningkat di bagian barat laut kota Sabratha, Libya, yang mereka sebut sebagai sebuah wilayah tahap awal untuk melakukan serangan ke Tunisia yang terletak di dekatnya.

"Serangan terang-terangan yang menyebabkan kekacauan massal merupakan sebuah metode yang telah teruji untuk merubah narasi dan membelokkan perhatian dari masalah yang mereka hadapi," Ujar Henman. "Ini dilakukan untuk konsumsi internal, begitu pula dengan eksternal."

Baca juga artikel terkait ISIS atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Hukum
Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara