Menuju konten utama

Kapolri: Tak Ada Bantuan Pasukan Asing untuk Kejar Santoso

Menyusul pernyataan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang memasukkan Santoso alias Abu Wardah dalam daftar teroris global, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menegaskan tidak ada bantuan pasukan luar negeri dalam Operasi Tinombala untuk memburu daftar pencarian orang teroris.

Kapolri: Tak Ada Bantuan Pasukan Asing untuk Kejar Santoso
Sejumlah personil Brimob menaiki kendaraan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (24/3). Aparat gabungan TNI-Polri terus memburu kelompok teroris pimpinan Santoso yang kian terdesak di pegunungan Poso dalam operasi keamanan bersandi Tinombala 2016. ANTARA FOTO/Edy,

tirto.id - Menyusul pernyataan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (Kemenlu AS) yang memasukkan Santoso alias Abu Wardah dalam daftar teroris global, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menegaskan tidak ada bantuan pasukan luar negeri dalam Operasi Tinombala untuk memburu daftar pencarian orang (DPO) teroris.

"Tidak ada bantuan untuk pengejaran. Cukup kami (Satgas Tinombala) saja yang tangkap," kata Jenderal Badrodin, di Jakarta, Senin (29/3/2016).

Selain itu, pihaknya juga tidak merasa keberatan apabila nama Santoso masuk dalam daftar teroris global. "Bagi saya, tidak ada masalah, dia (Santoso) dimasukkan ke daftar teroris global, karena faktanya memang dia melakukan teror," katanya.

Sebelumnya, otoritas Amerika Serikat (AS) memasukkan Santoso, teroris asal Indonesia yang tergabung dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu ke dalam daftar teroris global. Tidak hanya itu, AS juga memblokir seluruh aset Santoso yang disebut-sebut sebagai salah satu pendukung kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Masuknya Santoso ke dalam daftar teroris global atau Specially Designated Global Terrorist (SDGT) juga dibenarkan oleh Departemen Luar Negeri (Deplu) AS. "Sebagai dampak dari penunjukan ini, seluruh properti dalam yurisdiksi AS yang terkait dengan Santoso diblokir dan semua warga AS dilarang terlibat transaksi apa pun dengan Santoso," demikian kata Deplu AS.

Dalam daftar SDGT itu, Santoso juga disebut sebagai pemimpin MIT yang bertanggung jawab atas sejumlah pembunuhan dan penculikan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini. (ANT)

Baca juga artikel terkait JARINGAN TERORIS SANTOSO atau tulisan lainnya

Reporter: Alexander Haryanto