Dua teroris diduga memiliki keterkaitan juga dengan Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso yang telah menerima perintah untuk melakukan aksi teror di Bima, NTB.
Satuan tugas (Satgas) operasi Tinombala berhasil menangkap satu orang perempuan anggota kelompok sipil bersenjata di Poso, Sulawesi Tengah. Perempuan tersebut adalah Tini Susanti alias Umi Fadel istri dari Ali Kalora yang telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) semenjak TNI-Polri melumpuhkan Santoso bulan Juli lalu.
Jenazah anggota kelompok Santoso yang ditemukan di Kecamatan Poso Pesisir Selatan, dipastikan bernama Andika Eka Putra. Selain itu, tim Operasi Tinombala berhasil menangkap Basri alias Bagong dan istrinya.
Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala menembak mati seorang terduga teroris yang tergabung dalam kelompok jaringan Santoso di Poso. Terduga teroris tersebut merupakan warga negara asing asal Cina bernama Ibrahim. Ia diduga berasal dari etnis Uighur.
Satuan Pasukan Brimob mengikuti upacara pelepasan di Polda Sulselbar, Makassar, Sulawesi Selatan. Sebanyak 105 anggota Satuan Brimob Polda Sulselbar diberangkatkan ke Poso untuk bergabung dalam Operasi Tinombala.
Dari hasil pemeriksaan fisik, Kepala Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala, Kombes Pol Leo Bona Lubis membenarkan jika itu adalah Santoso dan Mukhtar.
Baku tembak terjadi antara kepolisian dan jaringan kelompok Santoso di Poso Sulawesi Tengah. Dalam baku tembak dua anggota Santoso diketahui tewas. Namun Humas Polda Sulteng enggan berkomentar bahwa salah satu korban adalah Santoso, buronan polisi yang selama ini dicari.
Indonesia Police Watch (IPW) mengemukakan bahwa aparat keamanan telah dipermainkan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.
Menyusul pernyataan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang memasukkan Santoso alias Abu Wardah dalam daftar teroris global, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menegaskan tidak ada bantuan pasukan luar negeri dalam Operasi Tinombala untuk memburu daftar pencarian orang teroris.
Satu anak buah jaringan teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah ditemukan tewas setelah terjadi kontak senjata dengan aparat di pegunungan Desa Torireh, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso.