Menuju konten utama

Santoso Eksis di Medsos, IPW: Aparat Dipermainkan

Indonesia Police Watch (IPW) mengemukakan bahwa aparat keamanan telah dipermainkan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah.

Santoso Eksis di Medsos, IPW: Aparat Dipermainkan
Warga membuka laman yang menampilkan Daftar Pencarian Orang (DPO) teroris Poso di Palu, Sulawesi Tengah. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

tirto.id - Indonesia Police Watch (IPW) mengemukakan bahwa aparat keamanan telah dipermainkan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Hal ini terlihat dari aksi Santoso yang sengaja mengumbar video di Youtube, di tengah-tengah klaim aparat bahwa kelompok ini sudah terdesak.

"Upaya penangkapan Santoso sepertinya sudah tidak masuk akal lagi. Aparat keamanan sepertinya sudah dipermainkan Santoso, terutama dengan gambar-gambar yang diunggah Santoso cs di media sosial di saat TNI-Polri kesulitan untuk menangkapnya," kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane, di Jakarta, Senin, (4/4/2016).

IPW mendesak agar Presiden Joko Widodo supaya menetapkan tenggat waktu secara tegas kepada Polri agar bisa segera meringkus kelompok Santoso. Menurut Neta, perburuan kelompok ini sama sekali tidak masuk akal karena aparat yang diterjunkan sangat banyak namun Santoso tidak kunjung bisa ditangkap.

IPW mencatat bahwa jumlah aparat yang diterjunkan dalam Operasi Tinombala 2016 mencapai 3000 personel, yang terdiri dari 1.800 prajurit TNI dan 1.200 polisi.

"Semua anggota yang terlibat sangat terlatih. Operasi Tinombala sudah berlangsung sejak 10 Januari 2016 hingga sekarang, tapi Santoso tak kunjung tertangkap. Padahal jumlah pasukan Santoso hanya 31 orang dengan senjata seadanya," ujarnya.

Neta menyimpulkan bahwa ketidakmampuan ribuan personel keamanan dalam menangkap kelompok Santoso yang tinggal tersisa puluhan orang bersumber dari lemahnya kinerja intelijen negara.

Operasi Tinombala 2016 diperpanjang selama 2 bulan setelah masa berakhirnya pada tanggal 10 Maret 2016 untuk memaksimalkan penyelesaian kasus-kasus terorisme di Sulawesi Tengah.

Sebelumnya, Polda Sulteng sendiri telah menggelar Operasi Camar Maleo I hingga IV pada tahun 2015 yang belum membuahkan hasil. Kemudian, dilanjutkan kembali dengan Operasi Tinombala sejak 10 Januari 2016 dengan tenggat waktu 60 hari. Namun, sampai saat ini target operasi Santoso dkk belum didapatkan. (ANT)

Baca juga artikel terkait INDONESIAN POLICE WATCH atau tulisan lainnya

Reporter: Putu Agung Nara Indra