tirto.id - Kapal Motor (KM) Arim Jaya tenggelam di sekitar perairan Giliyang, Sumenep pada Senin (17/6/2019) petang, dan telah mengakibatkan 17 korban meninggal.
“Jumlah ini termasuk dua orang yang sudah diketahui meninggal dunia pada hari H kejadian kemarin,” ungkap Kepala Sub Bagian Humas Polres Sumenep AKP Widiarti sebagaimana dikutip Antara.
Kapal yang terbuat dari kayu ini memuat puluhan penumpang dan berlayar dari Pulau Goa Goa ke Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
“[Jumlah] Ini merupakan data terbaru tim lapangan hingga sekitar pukul 11.00 WIB tadi,” jelas Widiarti.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, jumlah korban yang meninggal dunia akibat musibah tenggelamnya kapal tersebut, sebanyak 15 orang.
Sementara, menurut data Humas Polres Sumenep, total penumpang kapal tersebut 61 orang, 30 orang di antaranya selamat, 17 orang meninggal dunia, dan lima orang masih dinyatakan hilang.
Menurut data kepolisian KM Arim Jaya tidak dilengkapi oleh manifest.
“Karena sakis-saksi dan otoritas berwenang menyatakan tidak ada manifest kapal, data penumpang . petugas hanya bermodalkan keterangan saksi [yang] selamat. Sekarang 61 orang penumpang yang terdata [ada di kapal] berdasarkan saksi-saksi di kapal, termasuk nakhoda,” jelas Frans kepada Antara.
Polisi sudah memeriksa nakhoda kapal tersebut, namun tidak ada yang mengetahui tentang jumlah pasti penumpang kapalnya.
“Nakhoda sudah bisa dimintai keterangan. Tapi dia mengaku tidak tahu karena berdalih hanya mengoperasikan kapal,” jelas Frans.
Kepolisian Daerah Jawa Timur masih fokus mencari, mengevakuasi, dan mendata penumpang kapal, sehingga mereka belum mulai menyelidiki penyebab kecelakaan kapal tersebut.
KM Arim Jaya diketahui berangkat dari Pulau Guwa Guwa, kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, Senin (17/6/2019) sekitar pukul 07.00 WIB pagi menuju Pelabuhan Kalianget, Sumenep. Kapal kayu berukuran tiga GT itu dilaporkan terguling setelah kena hantaman ombak. Besar, dan angin kencang menghantam kapal.
Hingga selasa siang, tim gabungan, meliputi personel Basarnas, Polair, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan nelayan setempat masih mencari lima penumpang kapal yang belum ditemukan.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH