tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tjilik Riwut Palangkaraya menyatakan jarak pandang di Kota Palangka Raya terbatas karena masih tebalnya kabut asap yang menyelimuti kota tersebut.
"Hari ini pukul 07.00 WIB pagi hingga siang tadi jarak pandang di Palangka Raya kurang dari 500 meter," kata Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya, Lian Adriani, Minggu (15/9/2019) seperti diberitakan Antara.
Tebalnya kabut asap yang menyelimuti "Kota Cantik" itu, menurut Lian karena masih maraknya kasus kebakaran lahan di kota setempat.
Lian pun menambahkan, perubahan jarak pandang akibat kabut asap di wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah itu dimungkinkan terus terjadi karena adanya pengaruh perubahan arah dan kecepatan angin. Saat ini, arah angin di Kalimantan berasal dari arah Selatan dan Tenggara. Angin itu kemudian membawa asap dari kebakaran hutan dan lahan.
Wilayah selatan dan tenggara yang dimaksud seperti Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas.
"Kabut asap yang menyelimuti Palangkaraya seolah tidak berkurang karena kecepatan angin cukup rendah yakni di bawah 10 kilometer untuk pagi hingga siang dan di bawah 20 kilometer untuk sore hingga malam hari," katanya.
Di Palangkaraya, biasanya kabut asap akan tebal pada pagi hingga siang hari dan mulai berkurang pada sore hingga malam hari.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, kebakaran di lahan kosong masih marak terjadi di wilayah ini. Bahkan di beberapa titik, kebakaran lahan mulai mendekati pemukiman warga.
Tak hanya itu, dampak kebakaran hutan dan lahan mulai dirasakan masyarakat, seperti bau kabut asap menyengat yang membuat sesak napas dan mata pedih.
Pemerintah Kota Palangka Raya pun menetapkan sekolah tingkat SD dan SMP libur selama tiga hari terhitung mulai 16-18 September.
Penerbangan Terganggu
Akibat kabut asap menyelimuti wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah ini, penerbangan di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya nyaris lumpuh.
"Aktivitas penerbangan di Bandara Tjilik Riwut hanya ada dua Lion yang terbang dengan tujuan Surabaya dan Jakarta dengan waktu keberangkatan pagi tadi," kata Eksekutif General Manager (EMG) PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Tjilik Riwut Siswanto kepada Antara, Minggu (15/9/2019).
Bahkan, hingga berita ini dinaikkan, pekatnya kabut asap yang melanda wilayah "Kota Cantik", belum ada aktivitas penerbangan yang dilakukan maskapai. Salah satu maskapai yang memastikan batal terbang menuju bandara ini adalag Garuda Indonesia.
"Jarak pandang saat ini kurang dari 600 meter sehingga tidak memungkinkan pesawat untuk turun," ujar Siswanto saat dikonfirmasi melalui telpon genggamnya.
Kabut asap pekat yang melanda kota Palangkaraya ini berdampak pada sejumlah rute transportasi jalur udara seperti ke Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Solo.
Saat ini pihak Angkasa Pura masih menunggu sampai sekitar pukul 17.00 WIB untuk konfirmasi dua penerbangan lion Air dari Jakarta dan Surabaya.
Jika kondisi jarak pandang membaik dan dinyatakan aman, maka dua pesawat tersebut akan terbang ke Bandara Tjilik Riwut. Sebaliknya, jika jarak pandang sama atau bahkan lebih parah maka kedua pesawat dimungkinkan tak akan terbang ke Palangkaraya.
"Namun untuk operasional di Bandara Tjilik Riwut, kecuali penerbangan tetap seperti biasanya. Bahkan untuk siang hari kami harus menyalakan penerangan karena tebalnya kabut asap," jelasnya.
Penulis: Antara
Editor: Widia Primastika