tirto.id - Update berita vaksin Corona menyebutkan bahwa antibodi yang dimunculkan oleh vaksin COVID-19 kurang efektif melawan beberapa varian baru virus corona.
Hal itu berdasarkan sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di Journal Cell pada 8 Maret 2021.
Studi tersebut mencatat, antibodi penetral yang diinduksi oleh vaksin Pfizer dan Moderna COVID-19 kurang efektif melawan peredaran varian virus corona baru yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan Brasil seperti yang dilaporkan di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan.
Update Vaksin Corona
Menurut para ilmuwan, seperti dikutip laman Times of India, antibodi penetral bekerja dengan mengikat virus secara erat dan memblokirnya memasuki sel dan dengan demikian mencegah infeksi.
Meskipun demikian, pengikatan ini hanya terjadi jika antibodi dan virus cocok dengan sempurna, seperti kunci dalam gembok.
Jika bentuk virus berubah saat antibodi menempel padanya, antibodi tersebut mungkin tidak lagi dapat mengenali dan menetralkan virus.
Para ilmuwan lalu membandingkan seberapa baik antibodi bekerja melawan strain asli versus varian baru.
Saat para ilmuwan menguji strain baru tersebut terhadap antibodi penetralisir yang diinduksi oleh vaksin, mereka menemukan tiga strain baru yang pertama kali dijelaskan di Afrika Selatan 20-40 kali lebih resisten terhadap netralisasi.
Dua strain yang pertama kali dijelaskan di Brasil dan Jepang, lima hingga tujuh kali lebih resisten dibandingkan dengan garis keturunan virus SARS-CoV-2 asli dari Wuhan, Cina.
"Secara khusus kami menemukan bahwa mutasi di bagian tertentu dari protein lonjakan yang disebut domain pengikat reseptor lebih mungkin membantu virus melawan antibodi penawar," kata salah satu penulis penelitian dilansir Science Daily.
Namun, kemampuan varian ini untuk melawan antibodi penetral tidak berarti vaksin tidak akan efektif.
"Tubuh memiliki metode perlindungan kekebalan lain selain antibodi. Temuan kami tidak selalu berarti bahwa vaksin tidak akan mencegah COVID, hanya saja bagian antibodi dari tanggapan kekebalan mungkin kesulitan mengenali beberapa varian baru ini," kata para ilmuwan.
Untuk mengembangkan generasi berikutnya, penting untuk memahami mutasi mana yang lebih memungkinkan virus menghindari kekebalan yang diturunkan dari vaksin.
Studi ini juga dapat membantu para peneliti mengembangkan metode pencegahan yang lebih efektif, seperti vaksin pelindung secara luas yang bekerja melawan berbagai varian, terlepas dari jumlah mutasi yang berkembang.
Editor: Iswara N Raditya