tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebutkan, kebanyakan muslim di Indonesia kurang mengamalkan penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian dua profesor dari Georgetown University, masyarakat di negara-negara dengan sedikit muslim justru lebih Islami dalam menjalankan kehidupan sosialnya.
"Singapura dinilai tata kehidupannya yang Islami, bukan ibadahnya, tapi tata kehidupannya yang Islami. Kita sebaliknya, kita kuat dalam ibadah dan aqidah, tapi tidak kuat dalam tata kehidupan yang Islami," kata Kalla dalam sambutannya di acara penutupan Tanwir Muhammadiyah, Bengkulu, Minggu (17/2/2019).
JK menyatakan, kunci utama untuk menjaga persatuan di negara seperti Indonesia dengan banyak perbedaan menjadi kunci utama untuk menjaga persatuana.
"Kita harus tetap menghargai perbedaan-perbedaan itu. Maka apa yang penting juga ialah Islam sebagai tata nilai. Itu yang justru dilaksanakan oleh negara-negara yang (mayoritas) penduduknya tidak Islam. Jadi tata nilai, bukan aqidah bukan ibadah, tapi tata nilai," jelasnya.
Kalla pun mencontohkan negara-negara yang menggunakan agama sebagai alat kekuasaan justru berakhir buruk dengan adanya konflik internal di negara tersebut.
"Di banyak negara yang mayoritas Islam, menggunakan agama untuk mengendalikan negara, apa yang terjadi? Bentrokan-bentrokan terjadi di negara Islam karena itu hanya memakai agama saja untuk mengendalikan kekuasaan," terangnya.
Kalla juga menekankan pentingnya peran organisasi keagamaan Islam untuk mendorong dakwah muamalah, yang mementingkan kebersamaan antarumat beragama, sebagai perjuangan menjaga persatuan di Indonesia.
"Maka itu upaya kita bersama menjadikan muamalah sebagai bagian dari perjuangan. Karena kalau aqidah saya katakan sudah lengkap, ibadah makin bertambah, makin baik, makin banyak orang naik haji," pungkasnya.
Berdasarkan penelitian Scheherazade S. Rehman dan Hossein Askari dari Georgetown University, Indonesia memasuki peringkat ke-104 dari 208 negara di dunia yang menerapkan nilai-nilai Islami.
Penelitian yang dilakukan tahun 2014 itu menunjukkan justru negara-negara dengan minoritas Muslim berada di 10 teratas negara dengan nilai-nilai Islami.
Sepuluh negara yang paling Islami dalam kehidupan bermasyarakat adalah Selandia Baru, Luksemburg, Irlandia, Islandia, Finlandia, Denmark, Kanada, Britania Raya, Australia dan Belanda.
Sementara tujuh dari 10 negara yang paling tidak Islami justru diterapkan oleh negara-negara dengan penduduk Muslim terbanyak, yaitu Mayotte, Tepi Barat dan Gaza, Somalia, Pulau Man, Eritrea, Sudan, Kepulauan Channel, Irak, Komoro dan Angola.
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Maya Saputri