Menuju konten utama

Jokowi: RI Butuh USD30 M Wujudkan Transisi Energi dalam 8 Tahun

Indonesia butuh hingga 30 miliar dolar AS untuk bisa transisi energi selama 8 tahun ke depan.

Jokowi: RI Butuh USD30 M Wujudkan Transisi Energi dalam 8 Tahun
Presiden Joko Widodo menghadiri pembukaan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pras.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak negara-negara G7 untuk berinvestasi di Indonesia. Jokowi mengklaim Indonesia butuh hingga 30 miliar dolar AS untuk bisa transisi energi selama 8 tahun ke depan.

“Indonesia membutuhkan setidaknya 25-30 miliar USD untuk transisi energi 8 tahun ke depan. Transisi ini bisa kita optimalkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi, membuka peluang bisnis, dan membuka lapangan kerja baru,” ungkap Jokowi saat menghadiri KTT G7 sesi working lunch dengan topik perubahan iklim, energi, dan kesehatan, di Elmau, Jerman, Senin, (27/6/2022) waktu setempat.

Jokowi mengatakan, Indonesia punya potensi besar dalam bisnis energi bersih. Indonesia juga punya sumber daya alam yang memadai dalam pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai litium. Indonesia membutuhkan investasi besar dan teknologi rendah karbon untuk mendukung transisi menuju energi bersih yang cepat dan efektif.

Jokowi juga menyampaikan bahwa Indonesia dan sejumlah negara berkembang merasakan dampak perubahan iklim, apalagi Indonesia adalah negara kepulauan dengan total 17 ribu pulau.

Oleh karena itu, ia mendorong agar para negara G7 hadir dalam kegiatan G20 karena dampak dari perubahan alam bukan hanya mengganggu kesehatan, tetapi juga membuat petani dan nelayan dalam kesulitan.

“Dukungan semua negara G7 di Presidensi Indonesia di G20 sangat kami harapkan. Sampai bertemu di Bali. Terima kasih,” ujar Mantan Walikota Solo itu di akhir perbincangannya.

Baca juga artikel terkait TRANSISI ENERGI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Anggun P Situmorang