tirto.id - Pengamat Politik Universitas Nasional Muhammad Hailuki mengatakan keputusan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk maju melalui jalur independen seharusnya tidak diartikan sebagai kegagalan proses kaderisasi Partai Politik (parpol). Menurutnya tidak bijaksana jika menuding parpol tidak mampu melakukan kaderisasi politik.
"Jika kita melihat kader muda parpol di kabinet dan parlemen, maka kita akan menemukan sejumlah nama yang memiliki kapasitas seperti Ferry Mursyidan Baldan (Nasional Demokrat/Menteri Agraria), Lukman Hakim Saefuddin (Partai Persatuan Pembangunan/Menteri Agama), Ade Komaruddin (Golongan karya/Ketua DPR), Dede Yusuf (Demokrat/Ketua Komisi IX), Rieke Dyah Pitaloka (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan/Ketua Pansus Pelindo), Budiman Sudjatmiko (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan/Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang Undang Desa)," katanya di Jakarta seperti dikutip dari Antara, Kamis (10/3/2016).
Ia menambahkan, nama-nama itu tidak dimaksudkan sebagai kandidat calon gubernur (cagub)-calon wakil gubernur (cawagub) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, tetapi hanya menggambarkan bahwa kaderisasi internal parpol telah berjalan dengan baik.
Luki memaparkan proses kaderisasi di partai politik sudah menunjukkan adanya tokoh-tokoh yang bisa menempati posisi politis yang strategis.
Oleh karena itu, menurut Luki, tidak bijaksana jika kita menuding parpol tidak mampu melakukan kaderisasi politik. Menurutnya, apabila ada pernyataan yang menyebutkan bahwa parpol tidak mempunyai kader yang layak untuk diusung menjadi cagub dan cawagub DKI, maka pernyataan tersebut bisa dikatakan tidak berdasar.
Menurut peneliti Centre for Indonesian Political and Social Studies (CIPSS), tolok ukur keberhasilan demokrasi bisa dilihat dari kualitas dan peran partai politik.
"Apabila parpol mampu melakukan rekrutmen politik secara baik, maka kondisi akan menjadi terbalik, tidak diperlukan lagi jalur independen untuk menjadi kepala daerah di level manapun. Parpol akan lebih terhormat tidak bisa terdikte oleh kepentingan figur kandidat kuat atau permainan dukungan elite massa," paparnya.
Ia menambahkan masih ada waktu bagi parpol untuk melakukan rekrutmen politik, sehingga harapan dalam mewujudkan sosok pemimpin yang memiliki integritas tinggi untuk menjadi calon pemimpin Ibukota dapat terwujud.