tirto.id - Jaksa Agung ST Burhanuddin berpesan kepada anggota Korps Adhyaksa perihal larangan gelar griya (open house) ketika Lebaran. Hal itu dilakukan demi mencegah perilaku hidup mewah.
"Agar tidak menimbulkan kecemburuan dan tidak pamer di tengah-tengah masyarakat," ujar dia dalam keterangan tertulis, Minggu, 9 April 2023.
Burhanuddin mempersilakan jajarannya untuk membuat program-program keagamaan yang bermanfaat bagi publik seperti 'Jaksa Masuk Pesantren', 'Jaksa Masuk Masjid', serta memberikan sumbangan.
Tak hanya itu, sebagai perwujudan instruksi Presiden Joko Widodo soal pelarangan buka bersama bagai aparatur sipil negara dan pejabat, Burhanuddin mengingatkan pihaknya harus memiliki kepekaan sosial lantaran impitan ekonomi masyarakat tengah krisis. Ia juga menekankan kepada seluruh jajaran tidak melakukan perbuatan tercela demi kepentingan pribadi.
“Tolong jaga integritas dan profesionalisme. Apabila ada warga Adhyaksa yang melakukan perbuatan tercela, segera laporkan langsung kepada kami. Pasti akan kami tindak lanjuti,” ujar Burhanuddin.
Tahun lalu dia juga melarang gelar griya dan buka puasa bersama demi menghindari kerumunan yang berpotensi menyebarkan virus corona.
Presiden Joko Widodo menyatakan alasan ia melarang buka puasa bersama bagi internal pemerintah karena publik menyoroti perilaku pejabat daerah. Ia mengklaim ingin agar para ASN hidup sederhana selama Ramadan.
"Arahan ini perlu saya sampaikan karena begitu banyaknya sorotan masyarakat terhadap kehidupan pejabat-pejabat kita," kata dia. Kepala negara minta jajaran pemerintah menyambut Ramadan kali ini dengan semangat kesederhanaan dan tidak berlebihan.
Bahkan anggaran yang biasanya dipakai untuk buka puasa bersama dapat dialihkan untuk kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat seperti santunan kepada fakir dan yatim atau mengadakan pasar murah. Pernyataan Jokowi berbeda dengan keterangan dalam surat edaran larangan yang beralasan kondisi Indonesia transisi era pandemi menuju endemi.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Fahreza Rizky