Menuju konten utama

INKA, VKTR dan Barata Indonesia Kembangkan Kendaraan Listrik

PT INKA, PT VKTR menggandeng PT Barata Indonesia untuk pengembangan dan pembuatan komponen otomotif berbasis kendaraan listrik.

INKA, VKTR dan Barata Indonesia Kembangkan Kendaraan Listrik
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kiri) mengisi daya mobil listrik saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.

tirto.id - PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA serta PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menggandeng PT Barata Indonesia ( Persero) untuk pengembangan dan pembuatan komponen otomotif berbasis kendaraan listrik.

Perjanjian pendahuluan (Head of Agreement/HoA) antara ketiga pihak ditandatangani oleh Direktur Keuangan PT INKA Andy Budiman, Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono, dan Direktur Pemasaran PT Barata Indonesia ( Persero) Sulistyo Handoko,yang disaksikan langsung oleh Wamen II BUMN, Kartika Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, di Gresik, Jawa Timur, Kamis (15/9/2022).

Direktur Keuangan INKA, Andy Budiman menuturkan untuk menciptakan ekosistem industri komponen kendaraan listrik kerja sama meliputi pengembangan komponen otomotif terutama untuk, pengujian performansi dan durability. Rencananya kerja sama tahap pertama akan berkolaborasi pada transportasi bus listrik.

“Untuk tahap pertama kolaborasinya akan diimplementasikan pada transportasi bus listrik yang dibuat oleh PT INKA (Persero),” kata Andy dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (16/9/2022).

Dia menuturkan pihaknya mendukung Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) dan sedang memproduksi 53 unit bus listrik. Terdiri dari 30 unit yang di antaranya akan digunakan untuk transportasi KTT G-20 dan setelah KTT G-20 akan dioperasikan semuanya oleh Perum DAMRI di Bandung dan Surabaya.

“TKDN pada bus listrik generasi pertamanya, PT INKA (Persero) sudah mencapai 42% dan pada tahun ini telah mencapai 60% TKDN dan selanjutnya sedang ditingkatkan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi yang mengikutsertakan industri lokal dalam pembuatan bus listrik,” bebernya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono menegaskan tujuan dibentuknya kerja sama strategis ini, yaitu mewujudkan ekosistem transportasi berbasis listrik dengan memadukan kompetensi serta sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pihak.

“Nantinya, kerja bareng kami difokuskan pada 4 hal, yakni riset dan pengembangan; co-manufacture; repower atau konversi kendaraan konvensional menjadi listrik; dan pengembangan ekosistem yang berkelanjutan (sustainable ecosystem),” terangnya.

Menurut Gilarsi, dalam hal riset dan pengembangan, para pihak terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan atau universitas baik yang telah bekerjasama dengan INKA maupun VKTR. Para pihak juga secara bersama-sama menjadi manufaktur (co-manufacture) mulai dari bentuk proses desain hingga manufaktur komponen-komponen mekanik maupun elektronik untuk transportasi listrik.

Lebih lanjut, dalam hal konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik (repower) kerja sama akan dilaksanakan dalam hal proses konversi serta desain dan manufaktur komponen-komponen yang dibutuhkan.

“Dalam hal pengembangan ekosistem berkelanjutan, kerja sama akan dilaksanakan dalam bentuk pengadaan transportasi berbasis listrik yang lebih ramah lingkungan untuk sejumlah destinasi wisata – target utama kami antara lain area Sarangan, Bromo, Borobudur dan Dieng,” bebernya.

Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Barata Indonesia (Persero), Sulistyo Handoko, menyambut positif kerja sama tersebut. Sebagai perusahaan manufaktur nasional, Barata Indonesia memiliki kapasitas manufaktur dengan kelengkapan infrastruktur di berbagai industri. Tidak hanya itu saja, Barata Indonesia juga siap mendukung kebutuhan industri transportasi nasional dengan TKDN yang tinggi. Kolaborasi ini juga dinilai akan menciptakan produk substitusi impor.

”Kami terus berinovasi dalam pengembangan kompetensi produk casting untuk menghasilkan berbagai jenis produk komponen industri yang berdaya saing dan bisa mensubstitusi komponen impor. Kami menyambut baik kolaborasi ini tidak hanya menghadirkan manfaat bagi bisnis, tapi juga berkontribusi terhadap kemajuan industri manufaktur nasional," kata Sulistyo.

Sulistyo menambahkan, nantinya PT Barata Indonesia akan melakukan produksi casting untuk komponen bus listrik tersebut. Mulai dari Front Swing Arm, Front Disc Brake Casing, Front Wheel Hub, Steering Link serta Front Connector Pad.

PT Barata Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang fabrikasi komponen industri dan proyek konstruksi di bidang pertanian, energi, pengairan dan industri pendukung lainnya, serta kini tengah melaksanakan pengembangan komponen kereta api.

Sementara itu, PT VKTR Teknologi Mobilitas adalah startup di bidang manufaktur elektrifikasi transportasi dan ekosistem telematika. Perusahaan ini telah menandatangani kerja sama strategis dengan sejumlah pihak.

Yaitu produsen kendaraan listrik terkemuka dunia BYD Auto, produsen baterai ramah lingkungan asal Inggris British Volt, perusahaan karoseri Tri Sakti, perusahaan teknologi heavy mobility dari Inggris Equip Make, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).

Lalu Universitas Sebelas Maret (UNS) dan beberapa lainnya. Kerja sama dengan banyak pihak ini merupakan salah satu strategi VKTR untuk melakukan lokalisasi teknologi produk-produk manufakturnya, sekaligus bertujuan agar industri elektrifikasi transportasi di Indonesia dapat dibangun secara lengkap dari hulu hingga ke hilir.

Baca juga artikel terkait KOMPONEN MOBIL LISTRIK atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Otomotif
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin