tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan, berbagai tantangan optimalisasi ekonomi digital harus diselesaikan. Beberapa di antaranya adalah infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), literasi digital dan regulasi.
"Berbagai tantangan dalam optimalisasi ekonomi digital harus diselesaikan termasuk infrastruktur, SDM, literasi digital, regulasi dan iklim usaha yang lebih kondusif,” ujarnya dikutip Antara, Jumat (9/12/2022).
Airlangga mengatakan, akselerasi transformasi ekonomi berbasis digital merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi nasional.
"Salah satu upaya pemerintah untuk terus menjaga dan melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan mengakselerasi transformasi ekonomi berbasis digital,” katanya.
Transformasi ekonomi berbasis digital akan mampu melanjutkan momentum pertumbuhan karena nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 77 miliar dolar AS pada 2022 diperkirakan terus meningkat menjadi 146 miliar dolar AS pada 2025.
Transformasi ekonomi berbasis digital akan memanfaatkan berbagai potensi yang ada seperti pengguna internet pada Februari 2022 tercatat sebanyak 204,7 juta atau 73,7 persen dari populasi.
Kemudian cellular mobile yang terkoneksi internet sebanyak 370,1 juta atau 133,3 persen dari populasi dan daily time spent penggunaan internet selama 8 jam 36 menit.
“Itu menjadikan keunggulan tersendiri bagi Indonesia dalam menuju persaingan ekonomi digital terutama di kawasan ASEAN,” ujar Airlangga.
Nilai ekonomi digital di kawasan ASEAN sendiri diperkirakan sebesar 330 miliar dolar AS pada 2025 sehingga sekaligus menjadi peluang untuk dioptimalkan bagi kepentingan nasional.
Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meraih peluang dalam ekonomi digital seperti penyiapan talenta digital yang kompetitif dan berdaya saing dengan perkiraan kebutuhan sebanyak 9 juta hingga 2030.
Langkah tersebut dilakukan melalui Program Siber Kreasi, Digital Talent Scholarship dan Digital Leadership Academy serta Program Kartu Prakerja.
Editor: Anggun P Situmorang