tirto.id - Pemerintah Indonesia menyatakan dukungannya terhadap perdamaian di Filipina Selatan dalam konflik yang terjadi antara Pemerintah Filipina dengan kelompok Moro Islamic Liberation Front (MILF).
Dukungan itu berupa pengiriman kembali Tim Pengamat Indonesia (TPI) untuk bertugas dalam program "International Monitoring Team" (IMT) di Filipina Selatan untuk periode 2017-2018, pengiriman ini juga pernah dilaksanakan pada 2012.
"Keberadaan TPI-IMT di Filipina Selatan selama ini telah banyak berkontribusi pada proses perdamaian antara Pemerintah Filipina dengan MILF. TPI IMT telah berpartisipasi aktif dan mengambil peran penting dalam aspek-aspek perdamaian di lapangan," kata Plt. Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemenlu RI, Salman Alfarisi dikutip dari Antara, Rabu (5/7/2017).
Terkait dengan kondisi di Filipina saat ini, Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TPI IMT periode 2016-2017 menyampaikan bahwa dalam tataran politik, Pemerintah Filipina dan MILF tengah memasuki masa krusial.
Tantangan ke depan pun akan menjadi sangat dinamis, terutama terkait dengan perkembangan situasi di Marawi yang sampai saat ini masih terjadi baku tembak antara angkatan bersenjata Filipina dengan kelompok Maute. Tantangan tersebut membuat masa tugas Dansatgas TPI IMT periode 2017-2018 menjadi sangat penting bagi proses perdamaian di Filipina.
Terkait dengan pengiriman personel wanita dalam TPI IMT periode 2017-2018, Salman Alfarisi menyampaikan, kebijakan pengiriman personel wanita itu dilakukan karena Pemerintah Indonesia ingin mendorong peranan perempuan dalam misi perdamaian, sesuai dengan imbauan PBB.
Pengiriman personel perempuan bukanlah pertama kalinya, dalam penugasan TPI IMT sebelumnya, Indonesia juga pernah mengirimkan personel wanita pada periode 2015-2016.
Untuk diketahui, kontingen Indonesia yang terdiri atas empat personel militer dari TNI dan dua personil sipil dari Kementerian Luar Negeri berangkat pada Rabu dini hari (5/7). Dua orang personil militer telah berangkat ke Filipina sebagai "advance team" pada akhir Juni.
Menanggapi dukungan itu, Pemerintah Filipina mengapresiasi peran Indonesia dalam proses perdamaian di Filipina Selatan, sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Filipina pada April lalu.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto