tirto.id - Sejumlah klaim dan narasi kebencian tentang pengungsi Rohingya masih marak ditemui di media sosial. Pada awal Januari ini, Tirto telah memeriksa beberapa unggahan yang tak terbukti kebenarannya, mulai dari video pengungsi Rohingya rusak rumah susun di Sidoarjo, pengungsi Rohingya menuntut tanah di Malaysia, hingga kapal Rohingya paksa masuk wilayah Aceh.
Terbaru, sebanyak 19 pengungsi Rohingya dikabarkan ditangkap Polres Bengkulu. Informasi itu disebarkan akun Instagram “pim2shambora82” pada Minggu (7/1/2023) dalam bentuk video berdurasi sekitar satu menit.
Unggahan menampilkan petugas kepolisian tengah mengumpulkan dan memeriksa orang-orang yang ditangkap. Di bagian akhir video, terlihat foto seorang laki-laki bermain bersama anak-anak di bawah sebuah tenda. Ada pembacaan berita oleh presenter dan terpampang logo media Berita Satu.
"Kepolisian Resor Bengkulu berhasil menangkap imigran gelap dari Myanmar, di Anggut Atas, Kota Bengkulu. Dalam penggerebekan itu satu orang melarikan diri, yang diduga seorang penyalur yang mengetahui kedatangan polisi”, kata presenter dalam video.
Unggahan disertai beberapa tagar, seperti #infoPemilu2024, #tolakunhcrindonesia, dan #bubarkanunhcrindonesia. Per Senin (15/1/2024), unggahan ini sudah disukai oleh 960 warganet. Video serupa juga dapat dilihat di unggahan akun Instagram pim2shambora81, pim2shambora82, dan postinganTikTok.
Lalu, bagaimana faktanya?
Penelusuran Fakta
Pertama-tama, Tim Riset Tirto menelusuri kanal YouTube Berita Satu dan memasukkan kata kunci “19 imigran gelap”.
Hasilnya, kami menemukan video berjudul “Polres Bengkulu Tangkap 19 Imigran Gelap Asal Myanmar” yang diunggah pada 17 Februari 2015 di kanal YouTube BeritaSatu. Isinya sama persis dengan unggahan akun Instagram “pim2shambora82”.
Imigran asal Myanmar itu masuk ke Indonesia lewat jalur laut melalui Sumatra Utara atau Sumatra Barat, selanjutnya ke Kota Bengkulu.
“Para imigran gelap mengaku masuk ke Indonesia untuk meminta suaka dan mencari pekerjaan,” tutur presenter dalam reportase BeritaSatu itu.
Untuk diketahui, tidak ada informasi dari sumber resmi atau pemberitaan kredibel yang menyatakan imigran tersebut berasal dari etnis Rohingya. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun telah menyatakan klaim ini hoaks.
Lebih lanjut, foto yang disematkan di akhir video unggahan akun Instagram “pim2shambora82” juga sama sekali tidak berkaitan dengan klaim.
Berdasarkan penelusuran di lamanAntara Foto, gambar itu menunjukkan pengungsi etnis Rohingya tengah beraktivitas di tempat penampungan sementara area, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Saat itu, sebanyak 21 orang dari 79 orang pengungsi Rohingya yang terdiri atas 14 laki-laki dewasa, 4 perempuan, dan 3 anak-anak dilaporkan kabut melarikan diri dari penampungan di kabupaten itu. Dokumentasi tersebut diambil pada 28 Desember 2018.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan, video dengan klaim 19 pengungsi Rohingya ditangkap Polres Bengkulu itu bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Video aslinya diunggah oleh kanal YouTube Berita Satu pada 17 Februari 2015, judulnya “Polres Bengkulu Tangkap 19 Imigran Gelap Asal Myanmar”.
Tidak ada informasi dari sumber resmi atau pemberitaan kredibel yang menyatakan imigran tersebut berasal dari etnis Rohingya. Kominfo pun telah menyatakan narasi "19 pengungsi Rohingya ditangkap Polres Bengkulu" itu sebagai hoaks.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id
Editor: Shanies Tri Pinasthi