Menuju konten utama

Hepatitis Akut Misterius Bukan dari Hepatitis A-E, Serang Anak-Anak

Hepatitis akut misterius ini tidak berasal dari virus hepatitis A, B, C, D, E dan menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Hepatitis Akut Misterius Bukan dari Hepatitis A-E, Serang Anak-Anak
Ilustrasi hepatitis. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Guru Besar Kesehatan Anak Bidang Gastrohepatologi, Hanifah Oswari mengatakan, kasus hepatitis akut yang belum diketahui adalah bukan berasal dari virus hepatitis A-E. Menurut dia, hepatitis akut misterius ini khusus menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun.

“Umumnya penyebab [hepatitis], biasanya [virus] hepatitis A, B, C, D, E, tapi kasus yang ini bukan disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D, dan E ini. Dan lebih khususnya lagi, dia khusus menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun, tapi lebih banyak lagi pada usia di bawah 10 tahun,” tutur Oswari dalam konferensi pers terkait ‘Update Perkembangan Kasus Hepatitis Akut di Indonesia,’ yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan, Kamis (5/5/2022).

Dari data hepatitis akut yang mereka ketahui, kata dia, sebetulnya hepatitis akut sudah banyak di Indonesia dari setiap kali mereka melihat kasus-kasus hepatitis. Namun pada kasus ini, mereka belum mengetahui penyebabnya dan gejalanya bersifat berat.

“Dan biasanya yang datang tidak seberat yang kita temukan saat ini dan datang dalam waktu bersamaan yang cepat ya,” sambung Oswari.

Selain itu, dia mengatakan bahwa mereka melihat dari laporan-laporan kasus yang sudah ada, laporannya itu dimulai dengan gejala gastrointestinal terlebih dahulu seperti diare, mual, muntah, serta sakit perut yang kadang-kadang disertai demam ringan.

Oswari mengatakan, kemudian berlanjut dengan gejala yang ke arah hepatitis, yaitu anaknya mengeluarkan buang air kecil (BAK) seperti teh, buang air besar (BAB) berwarna pucat, dan matanya atau kulitnya kalau diperhatikan berwarna kuning. Pada saat itu, bila dokter memeriksa kadar enzim hati seperti Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) atau Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), didapatkan salah satu atau kedua enzim ini meningkat di atas 500 internasional unit per mililiter.

“Nah bila berlanjut lagi gejalanya, pasien akan mengalami gangguan pembekuan darah dan selanjutnya akan terjadi penurunan kesadaran yang dapat berlanjut menjadi kematian bila pasien tidak dilakukan transplantasi hati,” ucap dia.

Kementerian Kesehatan sebelumnya telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir seusai World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia menyatakan kejadian luar biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia, serta belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022.

Kewaspadaan itu juga naik sesudah 3 pasien anak yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta meninggal dunia dengan dugaan hepatitis akut dan belum diketahui penyebab kematiannya, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022. Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Kemenkes melaporkan bahwa gejala yang ditemukan pada pasien-pasien tersebut adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang, dan penurunan kesadaran.

Saat ini, Kemenkes tengah berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pun sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

“Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit, serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi melalui laman resmi Kemenkes yang diakses pada Selasa, (3/5/2022).

Baca juga artikel terkait PENYAKIT HEPATITIS AKUT atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Abdul Aziz