tirto.id - Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menjamin PDIP tetap ada walaupun pemimpin atau calon presiden dari partai tersebut bukan berasal dari keturunan Sukarno. Hal itu sebagai bentuk penegasan bahwa PDIP tak bisa disamakan dengan Partai Golkar saat anak dan cucu Soeharto tidak lagi mendapat tempat untuk berpolitik di Golkar.
“Oh enggak bisa dibandingkan kalau keluarga Pak Harto. Kan kita semua tahu, kenapa muncul reformasi. Karena terjadi kolusi korupsi nepotisme, alat-alat negara semua dipakai untuk kepentingan kekuasaan. Banyak aktivis mahasiswa yang diculik dan kemudian banyak pelanggaran-pelanggaran di mana rakyat hanya menjadi objek pembangunan. Bahkan terjadi dekolonisasi," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/9/2022).
Hasto menegaskan bahwa keluarga Sukarno di PDIP memiliki tempat terhormat. Menurut Hasto hal itu disebabkan jasa Sukarno diyakini memiliki pengaruh dan kekuatan untuk pembangunan bangsa.
"Nah berbeda dengan Bung Karno, seorang pemimpin yang berdedikasi bagi bangsa dan negara, beliau rela masuk keluar penjara karena keyakinan untuk Indonesia merdeka. Sehingga dari semangat Indonesia itu lah yang terus hidup di dalam partai dan terus menggerakkan partai untuk menyatu dengan rakyat. Jadi tidak bisa dibandingkan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu Hasto menegaskan bahwa tidak ada nama mutlak yang akan diusulkan menjadi capres 2024 dari PDIP. Termasuk Puan maharani yang notabene adalah putri dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Oleh karenanya, Hasto menegaskan bahwa keputusan akhir nama capres akan disampaikan oleh ketua umum. Hasto meminta seluruh kader untuk bekerja dan turun ke masyarakat tanpa harus meributkan siapa nama capres di 2024.
“Diingatkan oleh ibu ketua umum bahwa berpolitik itu harus melihat konteks. Dan konteks yang saat ini adalah partai turun ke bawah membantu rakyat, membangun harapan rakyat, apalagi situasi yang belum pulih akibat pandemi, kemudian disusul kebijakan yang terpaksa harus diambil terhadap kenaikan BBM. Jadi fokus seluruh kader partai di situ, menjadi jembatan aspirasi rakyat agar terbangun energi positifnya untuk kemajuan bangsa,” tegasnya.
Kekhawatiran trah Sukarno tak lagi menjadi pemimpin di PDIP disampaikan Anggota DPR dari Fraksi PDIP Trimedya Panjaitan. Menurut Trimedya, pembentukan Dewan Kolonel salah satu alasannya adalah untuk meneruskan trah Sukarno dalam proses regenerasi pemimpin di internal PDIP.
Dirinya khawatir apabila PDIP bukan dipimpin dari anak cucu Sukarno, maka nasibnya akan serupa dengan keluarga Soeharto di Golkar yang terusir.
"Kita mendorong Mbak Puan karena khawatir kalau bukan bukan darah Bung Karno yang menjadi pemimpin di PDIP maka nasib mereka bisa seperti keluarga Soeharto di Golkar," kata Trimedya Panjaitan di DPR RI pada Selasa (20/9/2022).
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto