Menuju konten utama

Hari Anak Sedunia: Tema, Arti & Cara Merayakan di Tengah Pandemi

Hari Anak Sedunia yang diperingati tanggal 20 November saat ini masih dalam suasana pandemi COVID-19. Temukan cara merayakannya di tengah pandemi di sini.

Hari Anak Sedunia: Tema, Arti & Cara Merayakan di Tengah Pandemi
Sejumlah anak melompat dari kapal yang bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Kamis (9/7/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Hari Anak Sedunia diperingati setiap 20 November. Hari Anak Sedunia atau World Children's Day dicetuskan sejak 1945. Bagaimana cara merayakan Hari Anak Sedunia di tengah pandemi COVID-19?

Hari Anak Sedunia dulunya dikenal sebagai Hari Anak Universal yang diperingati setiap 20 November. Perayaan Hari Anak Sedunia tahun ini tentu saja akan terasa terasa berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Sebab saat ini, pandemi COVID-19 menempatkan dunia dalam situasi krisis, begitupula dengan anak-anak. Pandemi yang terjadi saat ini memiliki pengaruh besar bagi kesejahteraan anak-anak, sehingga apabila tidak segera ditangani, dampaknya dapat berlangsung seumur hidup.

Setiap tahun, 20 November selalu diperingati sebagai Hari Anak Sedunia. Menurut PBB Hari Anak Sedunia menjadi momen penting dalam mempromosikan dan merayakan hak-hak anak.

Hari Anak Sedunia bukan hanya hari perayaan bagi anak-anak, tetapi juga untuk menyadarkan seluruh masyarakat dunia, bahwa masih ada anak-anak mengalami kekerasan dalam bentuk pelecehan, eksploitasi, dan diskriminasi.

Sehingga tugas semua orang untuk melindungi kesejahteraan seluruh anak-anak di dunia.

Cara Merayakan Hari Anak Sedunia di Tengah Pandemi Covid-19

Ada beragam cara yang bisa kita lakukan untuk merayakan atau memperingati Hari Anak Sedunia meski di tengah pandemi Covid-19.

Dilansir dari situs resmi UNICEF, Hari Anak Sedunia dapat dirayakan dengan cara,

1. Bagi orang tua, pastikan anak mendapat hak-hak mereka dan paham akan haknya

Tertuang 43 hak-hak anak yang tercantum dalam Konvensi Hak Anak yang dideklarasikan oleh Majelis Umum PBB.

Sehingga penting bagi orang tua untuk memastikan anak mendapat hak-hak mereka. Selain itu ajak anak untuk berdiskusi dan beri anak pemahaman tentang hak yang mereka miliki.

Beberapa hak anak di antaranya, anak berhak bebas dari diskriminasi, mendapatkan bimbingan dari keluarga, berhak bertumbuh kembang dengan baik, hingga berhak untuk dilindungi dari tindak kekerasan fisik, seksual, serta kriminaltas.

2. Bagi guru, rencana pelajaran Hari Anak Sedunia

Guru merupakan salah satu pihak pokok dalam pendidikan, satu dari sekian banyak hak yang harus didapatkan oleh anak-anak.

Di Hari Anak Sedunia, guru dapat terlibat dengan memberikan pelajaran khusus dengan tema Hari Anak Sedunia.

Tahun ini, UNICEF menyarankan adanya pelajaran daring mengenai perubahan iklim di tengah pandemi Covid-19.

3. Bagi pebisnis, memberikan kesempatan anak-anak mencoba mengambil peran dalam dunia kerja sebagai bentuk CSR

Hari Anak Sedunia membawa pesan serius pada anak-anak agar bisa mendapat kesempatan untuk bersuara dan mengambil alih dalam peran masyarakat, baik di bidang media, politik, bisnis, olahraga, dan hiburan.

Sehingga, UNICEF mengajak para pemangku bisnis untuk memberikan ruang pada anak-anak di hari istimewa tersebut sebagai salah satu bentuk Corporate Social Responsibility (CSR).

Selain itu, menurut UNICEF, tahun ini menjadi kesempatan bagus untuk menunjukkan pada semua pihak bagaimana pandemi berdampak pada mereka dan bisnis dunia.

Sehingga di masa yang akan datang, orang-orang dapat membangun untuk masa depan yang lebih cerah dan aman.

4. Bagi pemerintah, mendukung rencana untuk melindungi anak-anak

Ada enam poin yang diserukan oleh UNICEF bagi pemerintah di seluruh dunia untuk terlibat dalam perayaan Hari Anak Sedunia, yakni:

  • Memastikan semua anak belajar, termasuk dengan menutup kesenjangan digital.
  • Menjamin akses ke layanan kesehatan dan gizi dan membuat vaksin terjangkau dan tersedia untuk setiap anak.
  • Dukung dan lindungi kesehatan mental anak-anak dan remaja dan akhiri pelecehan, kekerasan berbasis gender, dan penelantaran di masa kanak-kanak.
  • Meningkatkan akses ke air bersih, sanitasi dan kebersihan serta mengatasi degradasi lingkungan dan perubahan iklim.
  • Mengatasi peningkatan kemiskinan anak dan memastikan pemulihan inklusif untuk semua.
  • Menggandakan upaya untuk melindungi dan mendukung anak dan keluarganya yang hidup melalui konflik, bencana dan pengungsian.

5. Bagi anak muda, mengikuti illustration challenge

UNICEF mengundang seluruh anak muda berusia 13 sampai 24 tahun untuk mengikuti illustration challenge bertemakan menata ulang masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk setiap anak.

Ilustrasi yang dibuat dapat diunggah di media sosial Instagram dengan menyertakan tagar #voicesofyouth.

Tema tersebut dapat digambarkan dengan dunia seperti apa yang ingin ditinggali setelah Covid-19 mereda. Misalnya:

  • Menata dunia yang lebih hijau dan lebih berkelanjutan
  • Masa depan kesejahteraan dan ramah pada kesehatan mental
  • Pendidikan dan pekerjaan di masa depan
  • Masa depan tanpa diskriminasi
  • Hak-hak anak lain atau masalah perkembangan yang penting lainnya

Perayaan Hari Anak Sedunia di Tengah Pandemi Covid-19

Perayaan Hari Anak Sedunia tahun ini memang masih dalam kondisi pandemi. Sehingga tetap menaati protokol kesehatan penting untuk dilakukan.

Dalam situs resminya, UNICEF menyarankan alternatif kegiatan perayaan Hari Anak Sedunia, yakni:

  • Memanfaatkan teknologi dan aplikasi dapat menghasilkan produktivitas diskusi, seperti Zoom, Google Meet, dan sebagainya.
  • 'Membirukan' media sosial, yakni dengan mengunggah gambar berwarna biru cyan atau filter UNICEF
  • Meramaikan perayaan digital melalui media sosial
  • Sambil menjaga jarak, UNICEF mengajak orang-orang untuk berpartisipasi dalam tindakan aman seperti bernyanyi, mengadakan konser online, dan membuat konten-konten yang bermanfaat dan bermakna bagi anak-anak
  • Membagikan ide tutorial, interaksi virtual, atau kegiatan virtual yang menarik dan bermanfaat.

Baca juga artikel terkait HARI ANAK SEDUNIA atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH
Penyelaras: Ibnu Azis