Menuju konten utama

Harga Minyak Bukukan Penurunan Kelima Kalinya secara Beruntun

Harga minyak dunia kembali turun setelah stok minyak Amerika Serikat merosot melebihi perkiraan. Hal ini menimbulkan persepsi negatif di pasar minyak dunia atas iklim ekonomi global yang masih lesu.

Harga Minyak Bukukan Penurunan Kelima Kalinya secara Beruntun
Kilang minyak. Foto/shutterstock

tirto.id - Harga minyak dunia turun untuk kelima kalinya secara beruntun pada Rabu (Kamis pagi WIB, 16/06/2016). Penurunan ini dipicu oleh menyusutnya stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang melebihi perkiraan sehingga menimbulkan sentimen negatif terhadap permintaan minyak dalam situasi ekonomi global yang lesu.

Departemen Energi AS (DoE) dalam laporan mingguannya menyatakan, persediaan minyak mentah komersial turun 900.000 barel menjadi 531,5 juta barel terhitung sampai 10 Juni, sebuah angka yang terhitung masih tinggi. Sementara itu, para ahli dari Bloomberg telah memperkirakan penurunan lebih besar yaitu sejumlah 2,33 juta barel.

"Ini situasi pasokan yang cukup 'bearish' yang kita miliki," kata Bob Yawger dari Mizuho Securities USA.

Patokan stok minyak AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun 48 sen menjadi 48,01 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus berada di kisaran 48,97 dolar AS per barel, turun 86 sen dari penutupan Selasa, (14/06/2016).

Harga minyak yang sempat melonjak setelah laporan DoE kembali kolaps karena pedagang terbebani implikasi dan kekhawatiran tentang permintaan yang menurun.

"Pada akhir hari kami memiliki banyak minyak mentah, bensin dan minyak pemanas masih bertumpuk," kata Yawger.

Setelah naik hampir dua kali lipat dari Februari ke tertinggi multi-bulan pekan lalu di atas 50 dolar AS per barel, harga minyak telah berada di bawah tekanan jual minggu ini. Kondisi ini muncul akibat kekhawatiran tentang prospek ekonomi global dan pilihan warga Inggris minggu depan tentang apakah Inggris meninggalkan Uni Eropa atau tetap di Uni Eropa.

Selain itu, Badan Energi Internasional memperingatkan pada Selasa, sementara lembaga itu memperkirakan permintaan minyak mentah global tumbuh tahun ini dan tahun berikutnya, persediaan besar akan menghalangi setiap kenaikan harga di waktu mendatang. (ANT)

Baca juga artikel terkait EKONOMI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra