tirto.id - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan awan panas guguran tiga kali dengan jarak luncur maksimum sampai 1.500 meter ke arah barat daya pada Jumat (2/4/2021) pagi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, melalui keterangan resminya di Yogyakarta, menyebutkan awan panas guguran pertama dan kedua terjadi pada 04.13 dan 04.28 dengan jarak luncur sejauh lebih kurang 900 meter ke arah barat daya.
"Tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 15 mm dan durasi maksimum 84 detik," kata dia, dikutip dari Antara.
Awan panas guguran kembali terpantau pada pukul 05.00 dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya, amplitudo maksimum 35 mm, serta durasi 142 detik.
Selama periode pengamatan pada Jumat pukul 00.00 sampai dengan 06.00, Gunung Merapi juga terpantau mengeluarkan 16 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 700 meter ke arah barat daya. Pada periode itu, BPPTKG juga mencatat 3 kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 15-35 mm selama 67-142 detik, 39 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-28 mm selama 17-66 detik, dan satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 7 mm selama 16 detik.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih.
Apabila gunung api itu meletus, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Mengutip situs mgm.slemankab.go.id, awan panas Merapi dibedakan menjadi dua, awan panas letusan dan awan panas guguran. "Awan panas letusan terjadi karena hancuran magma oleh suatu letusan. Partikel-partikel terlempar secara vertikal dan horizontal," tulis situs itu.
Sementara awan panas guguran "terjadi akibat runtuhnya kubah lava bersuhu sekitar 500-600°C oleh tekanan magma dan pengaruh gravitasi." Runtuhnya kubah sendiri terjadi karena longsor biasa, longsor dipicu letusan kecil, dan kubah lava bergeser karena faktor gravitasi.