tirto.id - Gunung Merapi yang terletak di wilayah perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah masih aktif mengeluarkan guguran lava pijar dan berlangsung hampir setiap hari.
Berdasarkan pengamatan BPPTKG pada 21/4/2019 pukul 00:00-06:00 WIB, teramati guguran lava pijar empat kali dengan jarak luncur 250 hingga 1.000 meter arah hulu Kali Gendol.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi Tirto mengatakan bahwa status Gunung Merapi hingga saat ini masih tetap Waspada (level II).
"Area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia. Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi," kata Sutopo.
Sutopo menambahkan, hingga saat ini aktivitas masyarakat masih berjalan normal, termasuk pariwisata di sekitar Gunung Merapi.
Selain Gunung Merapi saat ini Gunung Bromo juga masih erupsi. Hampir setiap hari, Gunung Bromo mengeluarkan abu vulkanik dari kawahnya.
Selain itu, menurut Sutopo hingga saat ini suara gemuruh, tremor menerus dan belum ada tanda-tanda aktivitas menurun dari Gunung Bromo.
"Status tetap Waspada (level II) dengan zona berbahaya adalah di dalam radius satu kilometer dari puncak kawah. Masyarakat, pendaki dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius satu kilometer. Di luar itu aman. Aktivitas Bandara Abdulrachman Saleh Malang berjalan normal," kata Sutopo.
Sutopo juga mengatakan, meskipun terjadi erupsi namun pariwisata di kawasan Gunung Bromo masih aman. Hanya saja pengunjung diimbau memakai masker dan kacamata untuk mengantisipasi terpaan hujan abu vulkanik.
Selain Gunung Merapi dan Gunung Bromo, menurut Sutopo Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali juga kembali erupsi dengan tinggi kolom abu vulkanik setinggi 2.000 meter atau 5.142.meter di atas permukaan laut pada Minggu (21/4/2019) pukul 03.21 WITA.
Sutopo mengatakan bahwa kolom abu tersebut teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya.
Seismogram pos pengamatan Gunung Agung PVMBG merekam amplitudo maksimum 25 mm dan durasi kurang lebih 2 menit 55 detik.
"Erupsi Gunung Agung ini menyebabkan hujan abu vulkanik dengan intensitas tipis hingga tebal terjadi di beberapa tempat, seperti di Kabupaten Karangasem, Bangli dan Klungkung," kata Sutopo.
Sutopo mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak perlu panik saat mendengar informasi gunung meletus.
Menurutnya itu fenomena yang alami jika gunung api meletus, dan yang penting masyarakat tetap berada di area aman sesuai rekomendasi PVMBG.
"Jangan justru mendekati kawah untuk mendokumentasi aktivitas vulkanik di kawah. Itu berbahaya. Kita harus hidup harmoni dengan erupsi gunung api," pungkas Sutopo.
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH