tirto.id - Tidak banyak memang album yang bisa dikategorikan hardcore, beredar resmi di Indonesia. Kalau dihitung-hitung mungkin hanya belasan.
Sebut saja; Gang Green King of Bands (Roadrunner, 1991), D.F.L. Proud To Be (Epitaph, 1994), Downset self-titled (Mercury, 1994), CIV Set Your Goals (Lava, 1995), 7 Seconds The Music, The Message (Epic, 1995), Victory Style vol 1 (Victory Records, 1996), Earth Crisis Breed the Killers (Roadrunner, 1998), Pro-Pain Run for Cover (Spitfire, 2003), Rise Against Siren Song of the Counter Culture (Geffen, 2004), Hatebreed Supremacy (Roadrunner, 2008), serta beberapa album milik Suicidal Tendencies, Orange 9mm, Mucky Pup, Shelter, Bio Hazard, Vision of Disorder, Sick Of It All, dan Madball.
Selain nama-nama tersebut, ada God of Love (Maverick, 1995) album keenam milik Bad Brains, yang pada bulan Mei berulang tahun ke-28.
Ada dua alasan mengapa saya mengulas God of Love. Pertama, Bad Brains adalah band hardcore punk pionir dan paling berpengaruh dalam skop musik rock dunia. Kedua, ini adalah album mereka satu-satunya yang beredar di Tanah Air.
Album ini juga terasa spesial karena menandai bersatunya kembali H.R. (vokal), Earl Hudson (drum), Dr. Know (gitar), dan Darryl Jenifer (bass). Yang mana sebelumnya posisi vokal sempat diisi Israel Joseph I, sedangkan drum ditempati Mackie Jayson, mantan drummer Cro-Mags.
Buat penggemar berat musik hardcore, jangan berekspektasi lebih, sebab sound klasik mereka takkan kamu temukan di album ini. Dari 12 lagu yang mereka suguhkan, kita seperti mendengarkan Prong, Helmet, dan Steel Pulse dilebur jadi satu.
Repertoar God of Love
Album ini dibuka oleh trek "Cool Mountaineer". Secara tempo lagu ini bisa dikategorikan hardcore, tapi sayang H.R. menyanyikannya dengan mendayu-dayu, sehingga kurang greget. Mestinya lagu ini bisa dibawakan dengan vokal lantang, seperti pada album pertama dan kedua mereka.
Dibanding trek pertama, trek kedua "Justice Keepers" lebih nyantol di kuping saya. Ini memang bukan lagu hardcore, tapi cukup bikin para penggemar musik cadas mengangguk-anggukkan kepala.
"Long Time" adalah lagu reggae pertama di album ini. Kemudian dilanjut lagu "Rights of a Child", yang lagi-lagi timbre vokal H.R. seperti orang gayang. Dari intro sampai bridge mengalun, namun di bagian reffrain intonasi vokalnya naik.
Lagu berikutnya adalah "God of Love". Saya cukup heran, mengapa lagu ini yang dijadikan single utama, padahal "Justice Keepers" lebih kuat dan karakter Bad Brains-nya lebih dapat menurut saya.
"Over the Water" ini adalah lagu reggae kedua mereka di album ini, yang merujuk melodi kehidupan kelas atas Afrika. Selanjutnya ada lagu "Tongue Tee Tie", yang sepintas terdengar seperti tokecang.
Berikutnya adalah "Darling I Need You". Ini sebetulnya bukan lagu cinta untuk pasangan, tapi tepatnya lagu mahabah pada Tuhan mereka. Lagu ini terdengar aneh, terutama saat mereka memasukkan unsur blast drum pada bagian verse lagu.
"To the Heavens" adalah lagu reggae ketiga mereka, yang terinspirasi dari sebuah frasa dalam lirik lagu "Get Up Stand Up" milik Bob Marley. Disusul oleh lagu "Thank Jah" yang juga merupakan lagu puji-pujian. God of Love dipungkasi dua lagu reggae "Big Fun" dan "How I Love Thee".
Harus diakui kalau God of Love bukan album terbaik Bad Brains. Materi rock di album ini terdengar canggung, dan tidak berenergi. H.R. seperti tak punya ghirah lagi memainkan lagu-lagu berdistorsi atau hardcore punk.
Stephen Thomas Erlewine dari Allmusic mensinyalir, reunifikasi mereka kali ini terdorong oleh nilai kontrak saja. Argumennya bukan tanpa alasan, sebab Maverick Records ─label tempat mereka bernaung, kepunyaan Madonna--- saat itu lagi getol-getolnya mengincar band punk, setelah Green Day dan The Offspring meledak di pasaran. Bahkan Maverick pernah mendekati Rancid, tapi ditolak oleh Tim Armstrong cs.
Akan tetapi dalam sebuah wawancara di surat kabar Washington Post terbitan 1995, Presiden Maverick saat itu Abby Konowitch mengatakan “kami menggandeng Bad Brains karena begitu banyak band dari jalur alternatif yang mencuat dalam enam tahun terakhir, menyebut Bad Brains sebagai influence utama mereka.”
Seolah menyokong pernyataan Stephen Thomas Erlewine, mendiang Adam Yauch (Beastie Boys) pada Billboard di 2007 silam, mengatakan “labelnya Grand Royal hampir bekerja sama dengan Bad Brains, namun keduluan Maverick yang menawari mereka sejumlah besar uang.”
Sebetulnya ini bukan tawaran label besar pertama bagi Bad Brains. Saat penggarapan album kedua Rock For Light (Passport Records, 1983), mereka pernah didekati Island Records. Tapi gagal total lantaran H.R. kabur saat proses penandatanganan. Kerja sama dengan label besar baru terealisasi dalam penggarapan album kelima, Rise (Epic Records, 1993).
God of Love diproduseri oleh mendiang Ric Ocasek pentolan band The Cars, yang sebelumnya pernah bekerja sama dengan mereka di album kedua. Dalam wawancara dengan SPIN pada 2020 lalu, H.R. mengatakan kalau Bad Brains sangat beruntung bisa bekerja sama dengan Ric.
"Dia memberi kami kebebasan (dalam berkarya) dengan melempar begitu banyak reggae di dalamnya," ujar H.R.
Bisa dibilang God of Love merupakan album spiritual Bad Brains. Dari judulnya saja tersirat betapa kuatnya pengaruh ajaran Rastafari, dan itu termanifestasi dalam tema-tema lagunya.
Kendati banyak pengamat musik memberi ulasan miring tentang God of Love, namun menurut saya album tersebut masih punya materi reggae yang cukup apik, bila dibanding dengan lagu-lagu reggae mereka di album terdahulu.
Didepak Oleh Maverick
Sebagai album come back, kehadiran God of Love awalnya cukup diantisipasi, tapi sayang dari segi penjualan ternyata jeblok. Di sisi lain tabiat H.R. juga makin berengsek.
Dari The Encyclopedia of Popular Music 3rd Edition (Macmillan Press, 1999), yang dikurasi Colin Larkin, disebut kalau H.R. menyerang dua orang penggemarnya, berseteru dengan petugas keamanan, dan menendang wajah Anthony Countey sang manajer, saat promo tur God of Love berlangsung.
Ini bukan kali pertama H.R. berulah, sebelumnya dia pernah memancing keributan di gig dengan melempar es ─dari gelas minumannya─ ke arah panggung saat Discharge tampil. Dia pernah pula bertikai dengan Big Boys dan M.D.C. saat tur ke Austin, Texas.
Akibat tendangan tersebut Anthony Countey mengalami patah hidung. H.R. lalu menghilang beberapa hari dan ditangkap di perbatasan Kanada, atas kepemilikkan ganja. Ini adalah kali kedua H.R. di penjara, sebelumnya pada tahun 1986 saat penggarapan album I Against I (SST Records, 1986), yang membuat part vokal lagu "Sacred Love" direkam lewat telepon dari dalam penjara.
Dari rangkaian insiden tersebut, membuat Bad Brains didepak oleh Maverick dan tak lama kemudian mereka bubar. Berselang dua tahun kemudian, mereka aktif kembali dengan nama alias Soul Brains.
God of Love tak hanya gagal dari sisi penjualan, tapi juga gagal mengembalikan marwah band. Dalam sekejap gaung God of Love memudar. Padahal saat itu skena hardcore sedang mengalami resureksi, yang dipicu oleh band-band Victory Records. Tapi apa mau dikata, mungkin Bad Brains hanya ditakdirkan sebagai band ikonik, bukan band superstar.
Penulis: Nor Rahman Saputra
Editor: Nuran Wibisono