tirto.id - Perseroan Terbatas Garuda Indonesia segera membuka rute penerbangan dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, menuju Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebaliknya.
Hal ini disampaikan oleh General Manajer Branch Office Garuda Mataram M Yansverio di Mataram, Jumat (24/11/2017). Ia menyatakan bahwa pembukaan rute baru tersebut sangat potensial dari sisi bisnis.
"Potensi pasarnya cukup bagus. Itu menjadi pertimbangan kami membuka rute penerbangan tersebut," kata Yansverio dilansir Antara.
Selain rute penerbangan Lombok-Yogyakarta dan sebaliknya, Garuda juga akan membuka rute penerbangan dari Denpasar, Bali, menuju Bima, Pulau Sumbawa, NTB, yang juga potensial dari sisi bisnis. Yansverio juga mengatakan sudah mengajukan berbagai jenis perizinan sebagai syarat yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan, seperti mencakup pelayanan untuk kedua rute baru tersebut.
Selain itu, ia juga mengajukan izin peningkatan frekuensi penerbangan Lombok-Sumbawa menjadi dua kali sehari dan penambahan frekuensi penerbangan dari Lombok ke Surabaya dan sebaliknya.
"Kami tinggal menunggu izin`Tuhan`melalui Kementerian Perhubungan. Semoga bisa segera terelisasi," ujarnya.
Menurut dia, upaya memperluas rute penerbangan domestik menjadi keharusan karena bisnis angkutan udara dari dan ke Lombok sedang bergairah sebagai dampak perkembangan industri pariwisata dan ikutannya.
Selain rute penerbangan antarpulau di NTB, maskapai penerbangan di bawah Kementerian BUMN itu juga terus mendukung percepatan mobilitas masyarakat dari dan menuju NTB.
Menurutnya, tingkat keterisian kursi pesawat dari dan ke NTB trend-nya tumbuh cukup baik. Hal tersebut didukung dengan banyaknya kegiatan MICE (meeting, incentive, convention, exhibition).
Yansverio mencontohkan, penerbangan antarpulau di NTB, yakni dari Pulau Lombok menuju Pulau Sumbawa dan sebaliknya relatif ramai. Hal itu ditunjukkan dengan persentase "load factor" atau tingkat keterisian kursi pesawat yang mencapai 80 persen setiap kali penerbangan.
Sebaliknya, dari Sumbawa ke Lombok tingkat keterisian kursi mencapai 100 persen. Begitu juga dari Lombok ke Bima atau sebaliknya cukup ramai penumpang setiap kali penerbangan.
"Hanya yang menjadi kendala, rute penerbangan antarpulau dalam satu provinsi tersebut adalah cuaca yang agak sulit diprediksi. Pesawat kadang-kadang tidak bisa mendarat di bandara karena angin kencang," ucapnya.
Gencarnya promosi pariwisata yang dilakukan pemerintah juga ikut mendongkrak membaiknya bisnis penerbangan komersial di NTB. Apalagi provinsi itu memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah, yang diprediksi akan menyamai, bahkan melebihi Nusa Dua Bali.
Garuda Indonesia telah melayani 14 kali penerbangan dalam satu hari, dengan rute penerbangan dari Lombok menuju Jakarta, Bali, Surabaya, Makassar, Sumbawa, Bima.
"Makanya perencanaan kami adalah bagaimana meningkatkan frekuensi penerbangan dan membuka rute penerbangan baru. Tidak hanya domestik, tapi juga mengarah ke rute penerbangan internasional menuju Lombok dan sebaliknya," ujar Yansverio.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani