tirto.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menjelaskan alasan di balik rencana merger antara PT Garuda Indonesia (Persero) atau GIAA dengan PT Pelita Air Services atau PAS. Erick menilai, aksi itu dilakukan sebagai upaya konsolidasi kedua maskapai pelat merah itu dalam beroperasi. Ia mengaku akan ada rencana pembagian segmentasi penerbangan setelah kedua maskapai resmi merger.
“Jadi kan memang kita konsolidasi. Kenapa? Garuda itu kan memang akan jadi premium, Pelita premium ekonomi dan tentu ada low cost. Nah ini memang integrasi ini harus terjadi. dan memang kan jumlah pesawat kita nggak cukup,” ungkap Erick Thohir di Soehanna Hall, Jakarta, Kamis (09/01/2025).
Namun, dia belum bisa memastikan target rampungnya rencana merger tersebut. Dia menyatakan hal tersebut masih dalam tahap pengkajian. “Masih kajian, saya nggak tahu,” tutupnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyatakan rencana merger kedua maskapai penerbangan tersebut sudah masuk tahap diskusi awal.
"Dapat kami sampaikan bahwa terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut saat ini masih dalam tahap diskusi awal dengan pihak-pihak terkait," kata Wamildan dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (09/01/2025).
Pada awal tahun 2025, Erick mengumumkan aksi merger antara PT Garuda Indonesia dengan PT Pelita Air Services. Erick pun sudah bertemu dengan petinggi PT Garuda Indonesia dan PT Pelita Air Services, termasuk dengan PT Citilink Indonesia, dalam membahas peta jalan penggabungan kedua maskapai besar pelat merah itu. Rencana merger Garuda dan Pelita pun diupayakan rampung pada tahun 2025.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Andrian Pratama Taher