tirto.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendesak agar rencana impor beras 1 juta ton ditinjau ulang karena di daerahnya sebentar masih masuk musim panen padi.
"Sebaiknya diperhitungkan dengan matang karena ini petani kita mulai panen, petani butuh perhatian agar hasil panennya betul-betul bisa terbeli karena ongkos produksinya tidak murah," kata Ganjar, Senin (8/3/2021).
Keputusan impor beras 1 juta ton diambil pada Kamis (4/3) pekan lalu. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memutuskan impor bersama Menteri Perdagangan.
Terkait impor ini, Ganjar mempertanyakan alasan mendesak dari Kemenko Perekonomian dan Kemendag.
"Kalau alasan darurat bencana, boleh-boleh saja ataupun impor beras khusus dan karena kebutuhan daerah tertentu, silakan, tapi harus dijelaskan secara detail agar tidak mengguncang situasi pada saat kita mau panen. Inikan sudah masuk musim panen," katanya.
Pekan lalu, Menko Perekonomian Airlangga menyatakan stok beras perlu dijaga karena pemerintah perlu melakukan pengadaan beras besar-besaran untuk pasokan beras bansos selama masa PPKM serta terjadi bencana di beberapa tempat yang dinilai mengancam ketersediaan pasokan beras nasional. Menteri Perdagangan M Lutfi juga menyebut akan mengontrol beras hasil impor kapan dikeluarkan demi menjaga keamanan stok beras dari petani.
Sebagai lumbung beras secara nasional, Ganjar menyebut Jawa Tengah akan mengalami surplus panen beras setidaknya 1 juta ton pada 2021 menurut perhitungan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah.
"Iya kira-kira begitu (surplus). Kemarin dinas kita sudah menghitung, kalau dari sisi kebutuhan, kita bisa surplus satu jutaan (ton)," ujar Ganjar.
Editor: Zakki Amali