tirto.id - Pemerintah berencana melakukan impor beras sekitar 1 juta ton. Impor ini akan dilakukan melalui penugasan kepada Bulog untuk memenuhi kebutuhan selama tahun 2021.
Informasi itu tercantum dalam bahan paparan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Kerja Kemendag, Kamis (4/3/2021) tetapi tidak dibacakan. Menurut bahan paparan Airlangga, Bulog akan melakukan impor 500.000 ton untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 500.000 ton lagi sesuai kebutuhan Bulog.
“Kemudian pemerintah melihat komoditas pangan menjadi penting. Salah satu yang penting penyediaan beras stok 1-1,5 juta ton,” ucap Airlangga.
Stok beras yang disebutkan Airlangga ditujukan untuk menjaga ketersediaan pasokan terutama setelah adanya Bansos beras untuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Di sisi lain pasokan ini diperlukan untuk antisipasi dampak banjir dan pandemi COVID-19.
Rencana impor ini muncul sebagai hasil rapat koordinasi terbatas. Impor masuk dalam rangka menambah cadangan beras Bulog atau disebut pemerintah keperluan “iron stock”.
“Bulog harus mempunyai iron stock. Iron stock kami pastikan dan sudah dikoordinasikan dengan kemendag. Bahkan, hasil rakortas yang sudah dieksekusikan oleh Kemendag untuk memerintahkan BUMN untuk memastikan stocking tersebut. Ada. Sudah bekerjasama dengan Kemendag,” ucap Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/3/2021).
Lutfi memastikan dirinya akan bertanggung jawab mengenai impor ini. Terutama mengenai kapan beras ini akan dikeluarkan sehingga tak mengganggu pasokan yang sudah tersedia dari produksi petani.
“Berapa jumlahnya? Kapan sampai? Ada di tangan saya. Itu adalah tanggung jawab saya memastikan stok ada dan kapan dikeluarkan ada sesuai kebutuhan dan itu nanti ada koordinasi,” ucap Lutfi.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Restu Diantina Putri