Menuju konten utama

Energi Terbarukan Masih Jauh dari Target, Butuh 14 GW hingga 2025

Fabby sebut Indonesia butuh setidaknya 14 GW pembangkit listrik dari energi terbarukan agar target 23% bisa tercapai dalam waktu 4 tahun lagi.

Energi Terbarukan Masih Jauh dari Target, Butuh 14 GW hingga 2025
Teknisi sedang melakukan pemeriksaan instalasi panel surya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (3/9/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan jumlah sumbangan energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional saat ini tercatat baru mencapai 11,2 persen. Capaian ini masih terpaut jauh dengan target yang harus dicapai sebesar 23% pada 2025.

Fabby mengatakan Indonesia butuh setidaknya 14 gigawatt (GW) pembangkit listrik dari energi terbarukan agar target 23 persen itu bisa tercapai dalam waktu empat tahun lagi.

"Hitungan kami untuk mencapai target 23 persen tersebut, maka diperlukan paling tidak 14 gigawatt pembangkit energi terbarukan, sehingga 23 persen tadi bisa tercapai di 2025," kata dia dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa (31/8/2021).

Fabby mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki berbagai sumber daya energi hijau yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai target tersebut.

Menurut dia, dari semua teknologi yang tersedia di Indonesia hanya pembangkit listrik tenaga surya yang bisa dikembangkan secara cepat mulai dari skala kecil oleh sektor rumah tangga maupun skala besar yang dikembangkan oleh sektor industri dan bisnis.

"Oleh karena itu PLTS menjadi salah satu andalan dari pemerintah untuk bisa mencapai target itu," kata Fabby.

Dalam proses pengembangan PLTS, pemerintah memiliki tiga pendekatan, yaitu pengembangan PLTS skala besar dengan menargetkan pembangunan 4,68 gigawatt, PLTS terapung di 271 lokasi danau dan waduk sebesar 26,65 gigawatt, serta PLTS atap dengan target mencapai 3,61 gigawatt.

Selain mendorong pengembangan energi berbasis matahari, pemerintah juga punya beberapa strategi lainnya dalam upaya meningkatkan kapasitas energi baru terbarukan pada bauran energi pembangkit listrik nasional, di antaranya pengembangan smart grid, revisi grid code, hingga penyusunan Rancangan Peraturan Presiden mengenai energi baru terbarukan.

Berdasarkan data terakhir yang dirilis pemerintah pada 2020, kapasitas pembangkit energi terbarukan di Indonesia masih berjumlah 10.467 megawatt yang terdiri atas 3,6 megawatt tenaga hybrid, 154,3 megawatt tenaga angin, 153,8 megawatt tenaga surya, 1.903,5 megawatt tenaga biomassa, 2.130,7 megawatt tenaga panas bumi, dan 6.121 megawatt tenaga air.

Pemerintah menargetkan kapasitas terpasang listrik ramah lingkungan tahun 2025 dapat mencapai 24.000 megawatt. Selanjutnya, jumlah itu bertambah menjadi 38.000 megawatt pada 2035.

Baca juga artikel terkait ENERGI TERBARUKAN

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Abdul Aziz