Menuju konten utama

Duduk Perkara Demo 250.000 Orang Nakes di Spanyol

Duduk perkara demo 250.000 orang nakes di ibu kota Spanyol, Madrid dipicu oleh buruknya sistem pengelolaan layanan kesehatan setempat.

Duduk Perkara Demo 250.000 Orang Nakes di Spanyol
Para pengunjuk rasa berbaris untuk mendukung layanan kesehatan masyarakat di salah satu dari empat kolom yang akan bertemu di pusat kota Madrid, Spanyol, Minggu, 12 Februari 2023. (AP Photo/Paul White)

tirto.id - Jalanan pusat Kota Madrid, Spanyol dibanjiri ratusan ribu pendemo dari kalangan tenaga kesehatan (nakes) pada Minggu (12/2/2023).

Dikutip dari AP News, demo tersebut dihadiri oleh 250.000 orang nakes dari berbagai rumah sakit di Madrid dan ratusan ribu masyarakat umum.

Menurut pejabat setempat, setidaknya hampir satu juta orang turun ke jalan. Mereka memenuhi jalanan Kota Madrid dan berkumpul di Plaza Cibeles. Ini merupakan aksi demo terbesar yang pernah terjadi di Madrid.

Demo berlangsung untuk memprotes pemerintah daerah atas buruknya sistem pengelolaan layanan kesehatan. Para nakes dan masyarakat menyayangkan penurunan kualitas pada sistem kesehatan beberapa tahun terakhir.

"Di Spanyol, sistem kesehatan masyarakat dulu sangat baik," kata penduduk Madrid Ana Santamaria kepada kantor berita lokal seperti yang dikutip dari DW, "tapi dalam beberapa tahun terakhir ini benar-benar memburuk, terutama sejak pandemi," lanjutnya.

Para demonstran membawa tulisan-tulisan protes seperti "Hak atas kesehatan adalah hak asasi manusia. Pertahankan layanan kesehatan."

Selain itu, para demonstran juga membawa foto pemimpin partai sayap kanan Madrid, Isabel Diaz Ayuso yang didesain dengan hidung panjang layaknya pinokio.

Protes besar tidak hanya terjadi di Kota Madrid, tetapi juga di wilayah barat laut Spanyol. Di hari yang sama, sekitar 20.000 nakes turun ke jalan untuk melakukan demo di kota Santiago de Compostela.

Duduk Perkara Demo Nakes di Madrid, Spanyol

Sistem pengelolaan layanan perawatan kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan di Madrid adalah masalah utama yang memicu protes besar pada Minggu (12/2/2023).

Melansir The Local, sistem perawatan primer di ibu kota Spanyol itu memang tengah berada di bawah tekanan selama bertahun-tahun karena kurangnya sumber daya.

Akibatnya, banyak nakes yang ikut diterjunkan berjaga di unit gawat darurat rumah sakit sehingga membuat mereka memiliki beban ganda. Kondisi ini semakin diperburuk sejak Spanyol dilanda Pandemi COVID-19.

"Situasinya dramatis... Kami tidak bisa merawat pasien dengan baik," kata seorang perawat Maite Lopez yang juga terlibat demo.

Kurangnya sumber daya nakes yang disalurkan ke rumah sakit negeri juga dirasakan oleh para pasien. Menurut salah satu peserta nakes yang turut serta dalam demo, masyarakat harus mengantre selama berminggu-minggu untuk memperoleh penanganan.

“Untuk membuat janji sekarang, Anda harus menunggu berminggu-minggu. Jadi orang mengalami kecelakaan dan keadaan darurat, di mana mereka benar-benar kewalahan," seorang perawat Susana Bardillo.

"Para profesional diperlakukan dengan buruk dan pasien diperlakukan dengan buruk,” lanjutnya.

Penyelenggara protes menuduh pemerintah daerah yang dipimpin oleh partai sayap kanan Spanyol memprioritaskan kesehatan swasta dan mengabaikan sistem pelayanan kesehatan publik.

Klaim ini menyusul temuan bahwa pemerintah daerah menganggarkan dana paling sedikit untuk perawatan kesehatan primer di wilayah Spanyol. Ditambah anggaran tersebut masih harus dibagi setengahnya kepada sektor swasta.

Mereka menyatakan bahwa untuk setiap 2 euro yang diperoleh untuk kesehatan di Madrid, 1 euro akan diberikan kepada sektor swasta.

Spanyol memang menjalankan sistem perawatan kesehatan hybrid, yang dijalankan oleh negeri dan swasta. Kendati demikian, sektor publik lebih besar daripada sektor swasta dan dianggap sebagai pilar dasar negara.

Sementara itu, pemimpin partai sayap kanan Spanyol, Diaz Ayuso mengklaim bahwa demo ditunggangi oleh kepentingan politik.

Menurutnya demo ini sengaja dikerahkan partai politik sayap kiri saingannya jelang pemilihan daerah serentak yang akan berlangsung pada Mei 2023.

Demo nakes yang terjadi pada hari Minggu bukan pertama kalinya terjadi di Spanyol. Sebelumnya, sejak 2022 sudah terjadi gelombang aksi demo nakes untuk memprotes masalah yang sama.

Pada November 2022, komunitas dokter anak sempat melakukan mogok kerja. Ratusan dokter tercatat keluar untuk mencari pekerjaan dengan iklim kerja dan gaji yang lebih baik.

Demo terakhir terjadi pada 15 Januari 2023 lalu yang melibatkan sekitar 200.000 peserta demo.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora