Menuju konten utama

Mengenal Dry Text dalam Hubungan dan Cara Menghadapinya

Dry text dapat menjadi awal dari masalah dalam sebuah hubungan romantis. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengatasi dry text dalam hubungan.

Mengenal Dry Text dalam Hubungan dan Cara Menghadapinya
Ilustrasi dry text dalam hubungan. foto/istockphoto

tirto.id - Hampir semua orang pasti pernah mengalami kendala saat menjalin hubungan romantis. Salah satu penyebabnya yakni salah satu pihak membalas pesan terlalu singkat atau lama.

Tindakan membalas pesan terlalu singkat dan lama kerap dikaitkan dengan indikasi bahwa orang tersebut tidak tertarik dalam hubungan yang sedang dijalani. Hal itulah yang kemudian menyebabkan perselisihan.

Dry text menjadi istilah populer yang saat ini kerap dipakai untuk menggambarkan perlakuan semacam itu. Istilah tersebut mulai berkembang di era ketika komunikasi virtual menjadi hal pasti dan masif dalam suatu hubungan.

Lantas, apa itu dry text? Bagaimana cara agar tidak dry text saat berkomunikasi dengan pasangan? Artikel berikut akan menjelaskan secara gamblang terkait dry text dan penyebabnya.

Apa itu Dry Text dalam Hubungan?

Claudia Cox, seorang pelatih hubungan dan pendiri Text Weapon, sebagaimana dikutip dari Cosmopolitan, menjelaskan bahwa dry text adalah kondisi ketika seseorang memberi balasan yang singkat dan tidak menarik dalam percakapan singkat virtual.

Definisi yang sama juga dijelaskan oleh Briana Paruolo, terapis yang memiliki Licensed Clinical Mental Health Counselor (LCMHC) dan pendiri On Par Therapy NYC, dikutip dari Well and Good. Dry texting terjadi ketika alur percakapan yang diharapkan atau 'normal' mulai berubah," jelasnya.

Paruolo menjelaskan, dry text mungkin terbentuk ketika salah satu pihak menjadi lebih lambat dalam merespons dan terlihat kurang tertarik dalam percakapan tersebut.

Seksolog dan terapis hubungan sekaligus pakar di Passionerad.se, Sofie Roos, mengatakan bahwa dry texting dapat berupa balasan yang pendek dan ringkas, misalnya sekitar satu hingga empat kata saja.

Pada intinya, seorang yang melakukan dry texting tidak berniat menghidupkan percakapan. Dengan demikian, dry texting dapat membuat hubungan menjadi kaku dan tidak mengalir sebagaimana mestinya. Apabila tidak dihadapi dengan baik, dry text berpotensi besar membuat hubungan jalan di tempat tanpa ada kemajuan berarti.

Contoh Dry Text

Dry text tidak bisa dilihat hanya sekali. Seseorang bisa disimpulkan melakukan dry text jika membalas percakapan tanpa antusias berulang kali. Beberapa contoh dry text yang perlu diperhatikan meliputi:

  • Berulang kali mengirimkan jawaban satu kata, seperti “ok”, “sip”, “mantap”, atau “hahaha”.

  • Membiarkan percakapan tetap singkat dan tidak mengajukan lebih banyak pertanyaan atau melibatkan Anda dalam percakapan.

  • Mengabaikan foto, tautan, atau meme yang Anda kirimkan.

  • Tidak pernah mengirim pesan terlebih dahulu alias memulai percakapan.

  • Membiarkan pesan yang Anda kirim terbaca tanpa membalasnya selama berhari-hari.

Penyebab Dry Text

Sesuatu hal pasti terjadi karena ada penyebab yang melatarbelakanginya. Hal ini juga berlaku pada seseorang yang melakukan dry text. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab dry text dalam hubungan.

1. Mereka mungkin saja sedang sibuk

Harus diakui bahwa selalu ada kemungkinan seseorang benar-benar sibuk sehingga sukar menambahkan lebih banyak nuansa pada pesan teksnya. Demikian sebagaimana dijelaskan oleh kata Elizabeth Earnshaw, konselor yang menyandang Licensed Marriage and Family Therapist (LMFT) sekaligus salah satu pendiri platform konseling pranikah, OURS.

Dalam hal ini, orang yang melakukan dry text bahkan mungkin tidak menyadari bahwa pesannya tidak memiliki emosi. “Cara pesan-pesan lugas ini terdengar di kepala mereka mungkin jauh lebih ramah daripada yang sebenarnya,” kata Earnshaw.

2. Mereka mungkin memiliki kecemasan sosial

Mungkin juga pengirim dry text memiliki kesulitan berkomunikasi melalui teks sampai-sampai mereka hanya merasa nyaman untuk berbagi tanggapan singkat.

“Pengirim pesan singkat mungkin menderita kecemasan sosial dan mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan pikiran dan perasaan mereka melalui kata-kata tertulis,” kata psikoterapis Anita Astley, LMFT, penulis Unf*ck Your Life and Relationships (2022).

3. Mereka mungkin mencoba untuk menjauhkan diri dengan sengaja

Selain alasan pribadi, ada juga kemungkinan bahwa dry text adalah cerminan dari cara mereka memandang hubungan. “Ini bisa menjadi cara mereka untuk menjauhkan diri dari Anda dengan menyabotase komunikasi yang berhasil,” kata Astley.

Dengan begitu, dry text dapat mengarah pada perilaku pasif-agresif. Alih-alih menjelaskan secara langsung ketidaktertarikan dan keluhannya, pengirim dry text memilih untuk menahan diri. Mengakhiri percakapan bisa jadi merupakan cara untuk mengekspresikan kemarahan atau kekesalan mereka secara tidak langsung.

Cara Menghadapi Bila Mendapatkan Dry Text

Pelatih Kencan dan Hubungan, Julianne Cantarella, dalam artikel berjudul “How to Respond to a Dry Text from a Guy” di Wiki How, menyebut beberapa cara mengatasi dry text, yakni:

  • Mengidentifikasi alasan di balik dry text yang dia kirim.
  • Mulai kembali percakapan dengan membahas minatnya.
  • Gunakan pertanyaan yang menyenangkan untuk menghidupkan suasana.
  • Sebutkan atau ingatkan dia dengan kenangan yang menyenangkan untuk mengingatkannya akan hubungan yang sedang dijalani.
  • Kirimkan foto untuk membuka lebih banyak topik pembicaraan.
Apabila cara agar tidak dry text di atas telah dilakukan dengan maksimal, tetapi lawan bicara masih tidak berubah, Anda sebaiknya tidak meresponsnya lagi. Sebab, percakapan yang baik akan terwujud jika kedua pihak melakukan upaya yang sama.

Dry texting bisa disimpulkan sebagai tanda tidak adanya ketertarikan. Kurangnya usaha seseorang dalam membangun percakapan dan melakukan dry texting sepanjang waktu dapat dikategorikan sebagai tindakan yang tidak sopan.

Baca juga artikel terkait HUBUNGAN ASMARA atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Fadli Nasrudin