tirto.id - Ada pepatah mengatakan, mencintai adalah kata kerja. Maka dari itu, cinta harus terus diusahakan dan diperjuangkan setiap hari.
Yang jadi pertanyaan, bagaimana jika bara cinta sudah tak sehangat pada awalnya? Apa yang bisa dilakukan untuk mempertahankan kualitas cinta dalam sebuah relasi?
Sebuah hubungan cinta, seperti rumah tangga, tentunya tidak akan pernah berjalan mulus-mulus.
Selain bahagia, di dalamnya tentu ada ujian, rasa bosan, bahkan tak jarang selisih paham dengan pasangan. Apalagi, jika kamu dan pasanganmu sudah hidup bersama dalam jangka waktu yang lama.
Seiring berjalannya waktu, mungkin saja kamu menyadari bahwa kamu lebih banyak melihat kekurangan pasangan. Nah, di masa-masa inilah, kamu acap kali merasa telah kehilangan "percikan" cintamu terhadap pasangan.
Kelli Miller, pekerja sosial klinis dan pakar relasi, mengatakan bahwa perasaan bahagia yang meredup dalam sebuah hubungan adalah hal yang wajar.
Memudarnya perasaan tersebut, kata Miller, bukan berarti cintamu terhadap kekasih telah padam atau sirna.
Mengutip PsychCentral, seseorang akan mengalami perasaan bahagia saat mulai jatuh cinta dengan orang baru.
Spark atau "percikan" itu merupakan hasil campuran hormon seks dan hormon dopamin dan norepinefrin—hormon-hormon yang menciptakan rasa bahagia.
Seiring waktu, sensasi itu mungkin mereda. Namun, ketika kamu dan pasanganmu memelihara bara cinta dan terus mengupayakan hubungan, otak dapat meningkatkan produksi hormon yang memfasilitasi keterikatan, seperti oksitosin dan vasopresin.
Masih mengutip sumber yang sama, ada beberapa hal yang bisa membuat hubungan romantis tidak lagi berapi-api.
Sebut di antaranya pola komunikasi buruk yang dapat mempersulit untuk berempati satu sama lain. Selain itu, pasangan tidak memiliki quality time meski sudah bertemu setiap hari.
Bara cinta juga bisa meredup karena sikap tidak menghargai satu sama lain. Setelah hidup bersama sekian lama, seseorang mungkin akan mudah untuk mulai menganggap remeh pasangan dan jarang mengungkapkan rasa terima kasih.
Lebih jauh lagi, mengkhianati pasangan pun dapat mematikan api cinta.
Terkait hal ini, Psikolog dan Co-founder Ohana Space, Veronica Adesla, M.Psi., Psikolog, membagikan tips untuk mempertahankan kualitas asmara.
Oleh karena itu, untuk membangkitkan lagi percikan api cinta, kata Veronica, kita harus berani keluar dari zona nyaman untuk melakukan sesuatu yang baru bersama-sama.
Langkah tersebut dapat dimulai dengan sesederhana menentukan destinasi kencan yang baru, atau menjajal restoran baru di tempat lain alih-alih dari yang biasanya kamu dan pasangan kunjungi.
"Atau misalnya mendaftar ke gym bersama—sesuatu apapun yang baru—karena itu akan membuat sebuah perbedaan," kata Veronica.
Selain itu, Veronica mengatakan, pasangan suami-istri juga membutuhkan ruang sendiri di luar kehidupan cinta dan rumah tangga mereka. Sebab, hal ini juga bisa memperkaya bahan-bahan percakapan satu sama lain.
"Yang membuat hubungan jadi monoton, selain tidak adanya sesuatu yang baru, yang kedua adalah kebiasaan melakukan segala hal bersama-sama dengan pasangan. Apapun dilakukan bersama pasangan, 24 jam bersama pasangan, sehingga tidak ada hal baru yang dijadikan obrolan."
Ketika tidak ada bahan obrolan menarik antarpasangan, Veronica melanjutkan, komunikasi keduanya lama-kelamaan menjadi tidak lancar.
"Kunci dari hubungan agar tetap membara adalah punya komunikasi yang lancar terus nyambung," tutur Veronica.
Dia menambahkan bahwa dalam suatu hubungan, penting untuk merasa antusias mendengarkan cerita dari pasangan, karena antusiasme itulah yang akan membuat hubungan awet.
"Cinta itu perlu dipupuk. Tidak ada yang sekali jatuh cinta akan bertahan selamanya, tidak mungkin. Itu cuma ada di dongeng-dongeng happily ever after. Maka cinta harus terus diupayakan," pungkas Veronica.
Penulis: Putri Annisa
Editor: Sekar Kinasih