tirto.id - Hubungan asmara merupakan jalinan hubungan yang terjadi umumnya antara dua manusia atas dasar suka atau cinta satu sama lain.
Manusia sendiri dalam hidupnya, selalu memiliki jalinan hubungan dengan orang lain.
Dikutip dari laman MBG Relationship, terdapat empat tipe dasar hubungan, yaitu hubungan dalam keluarga, hubungan persahabatan, hubungan asmara, dan kenalan. Dalam konteks yang lebih luas, ada pula hubungan bermasyarakat atau berkelompok.
Dari sekian macam hubungan, relasi asmara merupakan salah satu yang selalu menarik untuk dibahas, sebab di dalamnya memiliki tingkat intimasi yang tinggi.
Hubungan romansa memberikan penekanan dalam hal dedikasinya mengekspresikan cinta secara sadar dan jelas.
Selain itu, hubungan asmara juga melibatkan afeksi yang dalam dan terkadang tidak luput dari aktivitas yang melibatkan gairah serta komitmen.
Kelly Gonsalves, konsultan seks dan relationship MBG menyebutkan, hubungan asmara dapat terwujudkan dalam berbagai bentuk mulai dari kencan kasual, pernikahan, juga hubungan non-monogami.
6 Jenis Hubungan Asmara
Untuk lebih memahami karakteristiknya, di bawah ini akan dijelaskan jenis-jenis hubungan asmara yang umumnya dialami manusia, berikut adalah uraiannya:
1. Hubungan Platonis
Hubungan platonis adalah hubungan intim dan melibatkan afeksi. Namun di dalamnya tidak ada ketertarikan emosional, seksual, atau romantis.
Hubungan platonis biasanya terjadi dalam sebuah hubungan persahabatan yang sarat dengan cinta dan kasih sayang.
Dilansir Healthline, meskipun tidak menggunakan relasi seksual, namun hubungan platonis kadang melibatkan beberapa rayuan, ungkapan kekaguman, juga komitmen.
Beberapa ciri umum dalam sebuah hubungan platonis adalah sebagai berikut: adanya kedekatan, saling menyukai, saling memahami, saling menghormati, memiliki kepedulian, saling mendukung, jujur satu sama lain, dan tidak menuntut lebih juga saling menerima.
Menurut situs Verywell Mind, menjalin hubungan platonis dapat memberikan manfaat untuk kesehatan dan kesejahteraan.
Bahkan menjalin hubungan platonis dapat membantu mengurangi risiko penyakit fisik hingga depresi atau kecemasan.
2. Kencan
Hubungan yang berbasis kencan adalah hubungan yang terjadi pada saat seseorang sering menghabiskan waktu bersama orang lain.
Tujuannya adalah untuk mengenal masing-masing. Kencan biasanya dibalut dengan suasana romantis.
Kencan dapat menjadi tahap awal sebelum orang melakukan hubungan jangka panjang seperti hubungan platonis, romantis, atau seksual.
Oleh karenanya, orang yang sekadar berkencan tidak akan menunjukan ekspektasi jangka panjang dalam hubungan.
3. Hubungan Kasual
Hubungan kasual atau kata lainnya adalah hubungan santai adalah hubungan romantis yang tidak terikat.
Orang yang berada dalam hubungan kasual melakukan bisa saja rutin melakukan kencan, menghabiskan waktu bersama, bahkan terlibat dalam beberapa aktivitas romantis hingga seksual.
Namun, keduanya tidak membubuhkan suatu ekspetasi lebih akan komitmen yang lebih mengikat.
Orang yang terlibat dalam hubungan kasual, tidak menyertakan perasaan emosional maupun gairah untuk membawa hubungan ke taraf yang lebih dalam.
Hubungan friend with benefit adalah salah satu contoh hubungan kasual dengan unsur seksualitas di dalamnya.
Hal yang harus diingat dalam menjalin hubungan kasual adalah komunikasi untuk mendefinisikan bagaimana hubungan ini akan berjalan.
Komunikasi ini akan membantu memastikan keduanya berada dalam presepsi yang sama dan menghormati batasan serta kebutuhan satu sama lain
4. Hubungan Komitmen Monogami Tradisional
Hubungan monogami adalah definisi sebuah hubungan terikat secara tradisional. Hubungan monogami membentuk suatu hubungan yang eksklusif, sebab mereka hanya memiliki satu sama lain dalam hubungan yang sedang dijalin.
Hubungan monogami, sering disebut juga dengan hubungan diadik. Biasanya, orang yang terlibat dalam hubungan ini disebut sebagai pasangan.
Dalam hubungan asmara bersifat monogami orang terlibat dalam ikatan emosional, ketertarikan fisik dan seksual, dan komitmen jangka panjang.
Bentuk hubungan monogami yang umum adalah saat orang menjalin relasi pacaran atau secara legal terikat dalam pernikahan.
5. Non-Monogami Etis
Kebalikan dengan hubungan monogami, non-monogami bukanlah hubungan eksklusif antara individu yang saling berpasangan.
Hubungan non monogami mengizinkan pasangannya untuk menjalin hubungan dengan interaksi fisik, romantis, atau seksual dengan lebih dari satu orang.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di situs Tandf Online menyebutkan bahwa sekitar 21-22% orang dewasa akan terlibat dalam beberapa jenis hubungan non-monogami di beberapa fase dalam hidupnya.
Hubungan non-monogami memiliki kelebihan dalam peningkatan kebebasan seksual dan risiko rasa sakit atas kecemburuan terhadap pasangan.
Meski tidak ada jaminan akan hal tersebut, bagi orang yang berminat untuk menjalin hubungan non-monogami, usahakan untuk melakukan komunikasi yang jelas terkait perasaan dan kebutuhan masing-masing dengan pasangan.
6. Hubungan Toxic
Hubungan toksik sebenarnya adalah sifat hubungan yang bisa saja terjadi dalam relasi apapun, utamanya dalam hal asmara.
Hubungan dapat menjadi sebuah relasi toksik jika di dalamnya terdapat beberapa hal sebagai berikut:
- Kurangnya dukungan
- Saling menyalahkan
- Adanya persaingan antar-individu
- Adanya relasi kuasa
- Tidak menghormati kebutuhan dan batasan satu sama lain
Hubungan toksik ini sangat berkebalikan dari hubungan asmara yang sehat.
Siapa pun sebaiknya harus menjalin sebuah hubungan yang sehat dan Anda perlu mengenali tanda-tanda saat hubungan mulai berubah menjadi tidak nyaman, agar tidak berdampak buruk bagi kehidupan Anda.
Penulis: Arni Arta Rahayu
Editor: Dhita Koesno