tirto.id - Menyusul kebijakan distribusi tertutup yang akan dilakukan pemerintah untuk elpiji tiga kg, DPR menyarankan PT Pertamina memastikan persediaan elpiji Bright Gas di daerah untuk mengantisipasi lonjakan migrasi konsumen elpiji kemasan tiga kilogram ke produk elpiji kemasan 5,5 kg.
Menurut Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Hanura, Inas Zubir, di Jakarta, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Senin, (24/10/2016) mengatakan potensi peningkatan pengguna elpiji 5,5 kg berasal dari 38,97 juta rumah tangga yang dianggap tidak berhak menerima subsidi elpiji melalui distribusi tertutup.
"LPG tabung gas 5,5 kg adalah ide cerdas Pertamina untuk menghindari penyelewengan elpiji tiga kg di lapangan, karena itu Pertamina mesti siap dengan pasokan LPG 5,5 kg," katanya.
Saat ini penerima tabung perdana LPG bersubsidi di Tanah Air berjumlah 54,9 juta rumah tangga. Sesuai dengan data sementara dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), penerima subsidi LPG tiga kg lewat mekanisme distribusi tertutup adalah sebanyak 15,96 juta rumah tangga. Untuk itu, diperlukan produk gas nonsubsidi yang bisa mengakomodasi 38,97 juta rumah tangga lain, yang dianggap tak berhak menikmati distribusi LPG tertutup.
Anggota Komisi VII DPR lainnya, Harry Poernomo dari Fraksi Partai Gerindra juga mendukung Pertamina untuk fokus mengembangkan produk LPG nonsubsidi seperti LPG kemasan 5,5 kg dengan brand Bright Gas dibandingkan mengeluarkan produk baru.
Model pemasaran bahan bakar minyak (BBM) dengan varian premium, pertalite dan pertamax bisa juga diterapkan di elpiji dengan produk 3 kg, 5,5 kg dan 12 kg. Apalagi saat ini tidak sedikit konsumen yang mulai memakai LPG 5,5 Kg.
"Warga yang mampu tidak usah lagi menggunakan barang-barang subsidi, mereka mulai migrasi ke nonsubsidi. Kalau konsumen yang mampu membeli LPG subsidi seperti LPG kemasan tiga kg, akibatnya terjadi subsidi salah sasaran karena model distribusinya dilakukan terbuka," katanya.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Wianda Pusponegoro, mengatakan, BUMN itu siap meningkatkan stok Bright Gas 5,5 kg dan elpiji nonsubsidi lainnya sehingga masyarakat konsumen terutama kelas menengah ke atas, memiliki lebih banyak pilihan produk elpiji untuk kebutuhannya.
Bright Gas yang merupakan LPG nonsubsidi kemasan 5,5 kg yang menyasar konsumen menengah ke atas di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Bandung, Balikpapan, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Makassar.
Berdasarkan data PT Pertamina, sepanjang semester I 2016 volume penjualan LPG 5,5 kg mencapai 43.271 metrik ton (MT).
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh