Menuju konten utama

Di Depan DPR, Jokowi Ungkap Kemiskinan Turun Tajam 5 Tahun Ini

Penduduk miskin terus menurun dari 11,22 persen pada Maret 2015 menjadi 9,41 persen pada Maret 2019 atau selama periode pemerintahan Jokowi-JK.

Di Depan DPR, Jokowi Ungkap Kemiskinan Turun Tajam 5 Tahun Ini
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian RUU tentang APBN TA 2020 disertai nota Keuangan dan dokumen pendukungnya dalam sidang Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan sejumlah capaian yang ditorehkan pemerintahannya selama periode kepemimpinan 2014-2019. Hal itu ia sampaikan dalam Rapat Paripurna DPR RI dengan agenda penyampaian RUU APBN 2020.

Beberapa di antaranya adalah penurunan angka pengangguran serta angka kemiskinan mencapai level terendah dalam sejarah.

"Angka pengangguran menurun dari 5,81 persen pada Februari 2015, menjadi 5,01 persen pada Februari 2019. Penduduk miskin terus menurun dari 11,22 persen pada Maret 2015 menjadi 9,41 persen pada Maret 2019, terendah dalam sejarah NKRI," ujar dia, di Kompleks MPR-DPR, Jumat (16/8/2019).

Ia juga memamerkan capaian pemerintahnya dalam menurunkan ketimpangan pendapatan hingga 0,382 pada Maret 2019. Hal itu ditunjukkan dengan semakin rendahnya Rasio Gini dari 0,408 pada Maret 2015, menjadi 0,382 pada Maret 2019.

Sementara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) naik dari 69,55 di 2015 menjadi 71,39 di 2018 atau masuk dalam status tinggi. Selain itu, kata dia, tidak ada lagi provinsi dengan tingkat IPM yang rendah.

"Logistic Performance Index (LPI) naik dari peringkat 53 dunia pada 2014, menjadi peringkat 46 dunia pada 2018. Dalam Global Competitiveness Index, kualitas infrastruktur kita termasuk listrik dan air meningkat, dari peringkat 81 dunia pada 2015, ke peringkat 71 dunia pada 2018," tutur dia.

Meski demikian, lanjut Jokowi, hal itu tidak terlepas dari reformasi fiskal yang dilakukan pemerintah.

"Kita tidak lagi menggunakan pola money follows function, tetapi money follows program. Kita tidak lagi berorientasi pada proses dan output, tetapi pada impact dan outcome. Kita terus mengelola fiskal agar lebih sehat, lebih adil, dan menopang kemandirian," jelas dia.

Baca juga artikel terkait RAPBN 2020 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali