Menuju konten utama

Di Balik Tutupnya 2 Gerai Ikonik Matahari di Pasaraya

Baik Pasaraya Manggarai ataupun Pasaraya Blok M semakin hari semakin sepi pengunjung.

Di Balik Tutupnya 2 Gerai Ikonik Matahari di Pasaraya
Matahari Department Store. REUTERS/Stringer

tirto.id - Akhir pekan lalu, gerai Matahari di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai, Jakarta tiba-tiba penuh sesak. Suasana ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan hari-hari biasa, yang sangat sepi pengunjung. Matahari sedang menggelar diskon besar-besaran hingga 75 persen, sehubungan dengan penutupan gerai di dua tempat perbelanjaan tersebut.

Menurut rencana, kedua gerai tersebut akan berhenti beroperasi per akhir September 2017. Matahari akan menggelar diskon besar-besaran hingga 30 September.

Menurut pantauan Tirto di Pasaraya Manggarai pada Minggu siang, gerai masih diserbu pengunjung karena adanya obral diskon. Salah satu petugas keamanan bernama Ikhsan pun mengatakan serbuan pengunjung tersebut telah berlangsung sejak Kamis (14/9) lalu.

“Iya, (Matahari Pasaraya Manggarai) memang mau tutup. Obral diskonnya sampai akhir bulan. Ini untuk menghabiskan stok barang,” ucap Ikhsan.

Di sejumlah titik gerai memang sudah terlihat adanya kekosongan barang dagangan. Serbuan pengunjung yang berburu barang-barang dengan potongan harga hingga 75 persen disebutkan telah mencapai puncaknya pada Jumat (15/9) dan Sabtu (16/9).

Salah satu pramuniaga bernama Wiwik turut mengonfirmasi kalau Matahari Pasaraya Manggarai betul akan tutup. “Yang tutup hanya gerai yang ada di setiap Pasaraya, Blok M sama Manggarai,” ucap Wiwik.

Menanggapi adanya obral diskon besar-besaran, salah seorang pengunjung bernama Ida mengaku tertarik datang karena gencarnya pemberitaan. “Saya iseng aja ke sini. Biasanya juga jarang belanja di Matahari,” kata Ida.

Corporate Secretary PT Matahari Department Store Tbk, Miranti Hadisusilo, membenarkan kabar tersebut. Gerai di Pasaraya Manggarai dan Blok M dinilai sudah tidak memberikan kontribusi yang besar pada perusahaan.

“Industri ritel sedang slowing down (melambat) sehingga (pendapatan dari) kedua gerai tersebut tidak sesuai dengan target manajemen,” ujar Miranti kepada Tirto melalui pesan singkat pada Minggu (17/9) sore.

Baca juga: Daya Beli Melemah, Benarkah?

Kendati dipastikan menutup dua gerainya di Jakarta, tetapi Matahari mengindikasikan kalau mereka tidak sedang mengalami kendala dari segi operasional. Miranti malah membeberkan kalau sampai akhir tahun ini, Matahari telah berencana untuk ekspansi dengan membuka tiga gerai baru.

“Satu gerai di Jawa dan dua gerai di luar Jawa,” ucap Miranti tanpa menyebutkan secara detail kota mana sajakah itu.

Sementara itu saat disinggung terkait rencana penutupan gerai Matahari lain selain di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai, Miranti mengaku pihak manajemen belum memutuskan hal tersebut.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sendiri telah menanggapi soal penutupan dua gerai Matahari tersebut. Enggartiasto menilai penutupan itu bukan karena faktor daya beli masyarakat yang menurun, melainkan strategi perusahaan untuk bisa lebih efisien.

“Ya di tempat situ sepi, tapi di tempat lain buka. Yang buka itu yang ramai, jadi yang sepi itu tutup,” ungkap Enggartiasto di Jakarta pada Senin lalu.

Kemarin, Enggartiasto pun sempat meninjau sentra distribusi PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) di Balaraja, Banten. Dalam kesempatan itu, Enggartiasto mengklaim kinerja keuangan Matahari dalam kondisi yang baik.

“Saya mau sampaikan, mereka solid,” ucap Enggartiasto.

Baca juga: Indikator-indikator Pelemahan Daya Beli

Hal berbeda disampaikan oleh Aprindo. Pekan lalu, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey tidak menampik apabila perkembangan industri ritel tahun ini masih lesu.

Berdasarkan catatan Aprindo, industri ritel di Indonesia pada kuartal I 2017 hanya tumbuh 3,9 persen. Sedangkan pada kuartal II 2017, pertumbuhannya sebesar 3,7 persen.

“Industri ritel kita ini lagi ngos-ngosan. Padahal pengeluaran rumah tangga kita ada di ritel,” kata Roy dalam jumpa pers di Jakarta pada Rabu (13/9) lalu.

Matahari merupakan salah satu department store tertua di Indonesia. Jejaknya sudah ada sejak tahun 1958, dengan gerai pertama dibuka pada 24 Oktober di gedung dua lantai di Pasar Baru. Secara kinerja, catatan emiten berkode LPPF itu memang masih baik. Laba bersihnya meningkat dari Rp1,419 triliun (2014) menjadi Rp1,780 triliun (2015) dan Rp2,019 triliun (2016). Dari sisi penjualan eceran gerai mengalami kenaikan dari Rp4,908 triiun (2014) menjadi Rp5,665 triliun (2016) dan Rp6,393 triliun (2016). Dengan catatan yang masih solid tersebut, maka memang dipastikan bahwa penutupan gerai semata-mata untuk menghindari kerugian yang lebih besar, dengan mengalihkannya ke tempat-tempat yang lebih menguntungkan.

Baca juga artikel terkait MATAHARI DEPARTEMEN STORE atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti