tirto.id - Lima anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri berangkat ke Filipina pada Selasa (7/11/2017) untuk menemui dua WNI terduga teroris, yakni Minhati Madrais (36) dan M. Ilham Syahputra (32).
Ilham ditangkap Otoritas Filipina saat melintasi Danau Lanao pada Rabu pagi pekan lalu ketika berusaha melarikan diri dari Kota Marawi. Sedangkan Minhati Midrais ditangkap polisi Filipina pada Minggu (5/11). Minhati merupakan WNI istri pentolan ISIS di Marawi, Omar Khayam.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jakarta pada hari ini menerangkan bahwa kelima anggota Densus berangkat pada pagi tadi untuk berkoordinasi dengan Kepolisian Filipina. Tujuannya, agar tim Densus bisa mendapatkan akses untuk bisa menginterograsi bertemu Minhati dan Ilham.
"Penting untuk dilakukan investigasi mendalam terhadap kedua WNI ini," kata Martinus.
Pria Indonesia bernama Ilham--yang menjadi militan ISIS di Marawi itu--fasih berbicara dalam bahasa Tagalog dan diketahui membawa sebuah granat. Dia berusaha menyamar sebagai seorang perwira intelijen militer ketika ditangkap Otoritas Filipina.
Kepada Otoritas Filipina, Ilham mengakui ikut dalam operasi ISIS, termasuk pertempuran dengan pasukan pemerintah di Piagapo, Lanao del Sur, pada April 2017, sekitar sebulan sebelum pengepungan Marawi dimulai pada 23 Mei.
Selain Ilham dan Midrais, enam anak Minhati--terdiri dari empat anak perempuan dan dua anak lelaki-- ditangkap pasukan gabungan Filipina--di 8017 Steele Makers Village Tubod Iligan City. Pasukan gabungan terdiri dari Armed Forces of the Philippines (AFP) dan Philippine National Police (PNP) dari ICPO, MIB, ISG, CIDT-Lanao, 4th Mech and 103rd SAC.
Minhati tercatat sebagai warga asal Bekasi, Jawa Barat. Ia adalah salah satu istri dari pimpinan Maute Group, Omar Khayam Maute yang dikabarkan telah tewas saat operasi militer Filipina di Marawi, demikian Antara.
Tirto pernah menelusuri jejak Omar Khayam di tempat asal Minhati di Pondok Pesantren Darul Amal, Babelan, Kabupaten Bekas Bekasi. Di ponpes itu, Omar Khayam sempat tinggal dan mengajar selama dua tahun.
Omar adalah menantu dari pemilik ponpes, KH Madrais Hajar. Omar menikah dengan Minhati Madrais pada 2009 di Kairo, Mesir. Pasangan itu kuliah di Universitas Al-Azhar. Setelah lulus, keduanya memutuskan menikah dan pulang ke Indonesia pada 2010 hingga 2011.
Tidak betah, Omar memboyong anak dan cucu-cucu Madrais ke Filipina. Sebelum dikabarkan tewas, Omar dikabarkan hidup tengah konflik Marawi.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH