tirto.id - Partai Demokrat memutuskan keluar dari Koalisi Perubahan setelah bacapres Anies Baswedan memilih Ketum PKB Muhaimin Iskandar menjadi cawapres. Peristiwa ini sempat menjadi perbincangan publik beberapa waktu lalu.
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani, membeberkan cerita di balik kejadian tersebut secara langsung di podcast Tirto For Your Pemilu. Caleg Demokrat dari Dapil Jawa Barat V ini menuturkan bagaimana gejolak dan dinamika dalam internal Partai Demokrat kala itu.
Setelah memutuskan keluar dari Koalisi Perubahan, kata Kamhar, Partai Demokrat mencari labuhan baru yang dapat menerima dan memperjuangkan platform partai, yakni perubahan.
Kemudian melalui penjajakan dan rekam jejak historis yang kuat, Partai Demokrat memilih mengusung Prabowo Subianto dengan bergabung bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Dan dalam perjalanannya yang paling banyak kesamaan atau titik temu itu termasuk yang bisa mengakomodasi platform perjuangan perubahan dan perbaikan yang menjadi platform perjuangan Partai Demokrat Itu adalah Pak Prabowo,” kata Kamhar kepada Tirto.
Bersama Koalisi Indonesia Maju, Partai Demokrat juga memiliki target untuk kembali masuk dalam pemerintahan. Partai ini sudah dua periode pemerintahan selalu berada dalam jajaran oposisi.
Menurut Kamhar, dengan masuk dalam jajaran pemerintah kelak, Demokrat akan lebih mudah memperjuangkan misi perubahan dan perbaikan. Partai Demokrat ingin melanjutkan kembali fokus pembangunan manusia yang digadang-gadang menjadi capaian presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelumnya.
Selain itu, Kamhar juga menceritakan perihal hubungan antara SBY dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang sering diisukan masih bersitegang. Berikut ini petikan wawancara kami dengan Kamhar Lakumani:
Banyak video caleg atau kader Demokrat di dapil yang marah hingga merobek baliho setelah Mas Anies memutuskan Cak Imin sebagai pendampingnya, itu bagaimana?
[Tindakan merobek baliho] itu adalah ekspresi spontanitas ya pada masa itu dari sebagian besar kader termasuk para caleg DPR RI, DPRD Provinsi, maupun caleg DPRD kabupaten-kota merespons turbulensi politik atau perubahan dinamika yang mengubah konstelasi politik Partai Demokrat dalam Koalisi Perubahan pada masa itu.
Kami menilai ada pengambilan keputusan secara sepihak yang mencederai komitmen-komitmen atau kesepahaman-kesepahaman yang sudah dibangun sebelumnya.
Karena itu menjadi wajar kemudian kalau kader merasa emosional merespons itu dan aksi spontanitasnya adalah antara lain dengan melakukan pencopotan alat peraga yang sebelumnya sudah ada foto Mas Anies.
Pada saat itu juga ada yang melakukan aksi pencoretan mem-pylox alat peraga kampanyenya atau alat peraga sosialisasinya yang ada tanda gambar Mas Anies.
Jadi itu sebagai ekspresi wajar kekecewaan kader Partai Demokrat terhadap langkah atau sikap politik yang diambil Mas Anies secara sepihak yang kami nilai Itu mencederai kesepakatan atau komitmen yang sudah terbangun sebelumnya.
Itu organik atau spontanitas ya?
Reaksi spontanitas, itu tidak diinstruksikan dan tetapi nyaris merata di hampir seluruh daerah temasuk saya pun pribadi yang juga sebagai caleg yang sebelumnya sudah memproduksi alat peraga banner ukuran 2x3 sebanyak 200 pcs misalnya.
Itu semuanya sudah berdiri di dapil saya, sudah ada tanda gambar yang karena perubahan itu tentu tim-tim saya kemudian mengambil langkah untuk mem-pylox misalnya.
Demikian pula banyak caleg yang pada saat itu sebelum prahara itu sudah memproduksi alat peraga yang sedang dipasang atau yang akan memasang, ternyata kemudian terjadi prahara itu yang harus mengambil langkah-langkah mitigasi.
Apa respons Partai Demokrat atas sikap kader ini?
Ya kami memaklumi, kami dari Bappilu juga pada saat itu sempat membahas dan kami memaklumi ini reaksi spontanitas, reaksi emosional.
Jangankan caleg-caleg atau kader-kader yang ada di bawah, bahkan kami pun di Bappilu yang juga sebagian besar sebagai caleg juga merasakan hal yang sama.
Nah, setelah itu kondisinya gimana sih sekarang?
Saat ini kan alhamdulillah ya setelah peristiwa tersebut Partai Demokrat bisa segera move on dan kemudian berdasarkan aspirasi yang berkembang dari kader melalui mekanisme organisasi pada saat itu, rapat pleno DPP Partai Demokrat.
Yang kemudian diikuti dengan mendengarkan aspirasi langsung dari ketua-ketua DPD atau pimpinan wilayah Partai Demokrat yang menyampaikan aspirasi untuk bergabung pada dua poros koalisi yang ada pada saat itu. Mencoba untuk membangun komunikasi politik dalam dua poros koalisi yang ada Koalisi Indonesia Maju dan poros koalisi yang mengusung Pak Ganjar sebagai capresnya.
Kemudian tentu belajar dari pengalaman kegagalan di Koalisi Perubahan sebelumnya ada banyak hal yang menjadi nilai-nilai yang dijadikan sebagai referensi utama dalam membangun komunikasi politik maupun kerja sama politik.
Dalam perjalanannya, yang paling banyak kesamaan atau titik temu itu termasuk yang bisa mengakomodasi platform perjuangan perubahan dan perbaikan yang menjadi platform perjuangan Partai Demokrat itu adalah Pak Prabowo.
Kemudian Partai Demokrat memilih melabuhkan pilihan politiknya di Koalisi Indonesia Maju bersama Pak Prabowo sebagai capresnya.
Apakah karena ini sebelumnya Demokrat juga sudah pernah kerja sama politik dengan Pak Prabowo di dua periode sebelumnya walaupun kalah?
Tentu itu menjadi variabel juga ya, kami dengan partai-partai politik yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju itu punya histori, punya secara empiris latar belakang kerja sama. Ini tentu lebih memudahkan dalam membangun chemistry.
Ini penting dalam sebuah kerja sama dan asas-asas untuk bekerja sama asas mutual trust, asas kesetaraan dan asas keadilan. Ini bisa terakomodasi bersama dengan partai-partai yang sudah lebih dulu berada di poros Koalisi Indonesia Maju Termasuk dengan Pak Prabowo sebagai pimpinan daripada poros Koalisi Indonesia Maju.
Mas AHY pernah bertemu Mbak Puan Maharani, kenapa memilih Prabowo? Apa karena kesempatan Mas AHY jadi cawapres lebih besar?
Sejak awal Partai Demokrat itu tidak pernah menjadikan syarat sebagai Mas Ketum AHY menjadi cawapres itu menjadi syarat dalam membangun kerja sama politik. Tetapi bahwa kalau kemudian ada aspirasi kader yang menginginkan Ketumnya atau Mas AHY sebagai cawapres itu adalah sesuatu yang logis ya, sesuatu yang lumrah.
Tentu semua partai ingin kader utama terbaiknya tampil dalam kontestasi pemilu. Selain sebagai pengejawantahan fungsi partai sebagai kaderisasi dan sumber rekrutmen kepemimpinan nasional, hal ini juga tentu akan memberikan efek elektoral bagi partai yang tentu manfaatnya akan dirasakan secara kolektif bagi segenap kader partai tersebut.
Dalam hal ini Partai Demokrat kalau Mas Ketum AHY mendapatkan kesempatan sejarah sebagai capres ataupun cawapres. Namun, yang jadi persoalan kan untuk menjadi capres-cawapres ini ada salah satu faktor pembatasnya adalah presidential threshold 20 persen.
Karena Partai Demokrat tidak melewati presidential threshold itu artinya tidak bisa mengusung capres sendiri, dia harus membangun kerja sama politik dengan partai politik lainnya. Sekiranya presidential threshold itu tidak ada, saya yakin semua partai akan mendeklarasikan kader-kader terbaiknya masing-masing.
SBY bilang akan 'All Out Mendukung Prabowo', apa bedanya dari dua pilpres sebelumnya?
Penting untuk saya terangkan bahwa di Pilpres 2014 Partai Demokrat pada saat itu netral dalam artian tidak menjadi partai politik pendukung atau pengusung capres tertentu.
Pada 2009 barulah Partai Demokrat menjadi partai pengusung Pak Prabowo. Memang sih pada 2004 sebagian besar kader ada di koalisi Pak Prabowo pada saat itu sekalipun secara partai, secara organisasi tidak berada di salah satu pasangan capres mana pun pada saat itu.
Dan saat ini adalah yang kedua kalinya, insyaallah bagi Partai Demokrat bekerja sama dengan Pak Prabowo. Mengusung Pak Prabowo sebagai capres tentu kita juga belajar dari pengalaman sebelumnya di 2019 yang lalu dan pernyataan Pak SBY akan all out itu sebagai penegasan.
Bahwa sikap politik Partai Demokrat yang saat ini memilih berada di Koalisi Indonesia Maju bersama dengan Pak Prabowo adalah sungguh-sungguh sepenuh hati. Tentu dengan pengalaman kita yang saat ini dua periode berada di luar pemerintahan dengan platform perjuangan yang kita usung perubahan dan perbaikan, kita sangat sungguh-sungguh mengikhtiarkan agar periode 2024-2029 Partai Demokrat berada kembali di pemerintahan dan Pak Prabowo sebagai presidennya.
Untuk bisa mengimplementasikan apa yang menjadi platform perjuangan kita perubahan dan perbaikan kami menilai ini menjadi sesuatu yang objektif dibutuhkan oleh negara dan bangsa ini ke depan.
Untuk melakukan recovery, untuk melakukan percepatan, untuk melakukan hal-hal yang dipandang perlu untuk menunaikan apa yang menjadi janji kemerdekaan untuk melanjutkan apa-apa yang sudah dikerjakan sejak pemerintahan terdahulu.
SBY juga bilang akan turun gunung mendukung Prabowo, banyak yang mengartikan ini sikap sakit hati, apakah betul?
All out ataupun turun gunung itu memiliki definisi yang hampir sama ya, intinya adalah sebagai penegasan bahwa Partai Demokrat akan sungguh-sungguh menggunakan segenap daya dan upaya termasuk mengkonsolidasi dan menempatkan semua struktur partai, caleg, dan sebagainya untuk sukses di Pemiliu 2024 nanti, baik itu sukses Pilpres maupun sukses Pileg.
Turbulensi dengan Koalisi Perubahan menggoyang elektabilitas Demokrat di sejumlah survei, bagaimana tanggapannya?
Iya jadi bagi Partai Demokrat hasil survei itu selalu menjadi referensi dan rujukan penting ya dalam mengevaluasi kebijakan, termasuk juga dalam merumuskan apa yang menjadi kebijakan maupun agenda-agenda strategis partai.
Karena itu, semua tentu kami apresiasi hasil-hasil survei tadi dan kami tidak ingin terjebak pada polemik apakah ini survei mana yang paling akurat atau tidak.
Tetapi yang terpenting adalah hasil survei itu sebagai cerminan ya yang secara saintifik bisa dipertanggungjawabkan untuk memotret gambaran umum terhadap penerimaan Partai Demokrat saat ini di masyarakat. Itu tentu menjadi referensi penting bagi kami untuk mengevaluasi dan sekaligus juga apa sebagai masukan ya untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang kami pandang perlu untuk dilakukan.
Dan ini juga sejak awal pemerintahan Pak SBY itu selalu menggunakan hasil survei, menjadikan hasil survei sebagai referensi penting dan tentu kami berharap waktu yang tersedia saat ini, empat bulan menuju Pemilu 14 Februari 2024 nanti, masih tersedia waktu yang memadai untuk mereka melakukan akselerasi peningkatan elektabilitas.
Turunnya survei Partai Demokrat akan menjadi beban?
Kami optimistis itu bisa ter-recovery dari waktu yang tersedia saat ini dan karenanya penting bagi segenap kadar Partai Demokrat untuk menyampaikan secara utuh kepada masyarakat, kepada publik, kepada pemilih, kepada konstituen peristiwa kemarin Itu seperti apa sih sesungguhnya.
Sehingga jika sebelumnya masyarakat mengalami distorsi informasi atau menerima informasi-informasi yang tidak utuh atau malah pemutarbalikan informasi sehingga Partai Demokrat dianggap baper dan sebagainya yang memberikan implikasi negatif. Dan pada akhirnya ada punishment elektoral ini yang harus kita klarifikasi.
Coba diklarifikasi apa yang terjadi saat itu?
Ya, Partai Demokrat justru berada pada posisi yang dikhianati. Kenapa dikhianati? Karena seluruh komitmen yang sudah terbangun yang sebelum-sebelumnya kami sangat menjunjung tinggi asas mutual trust, asas keterbukaan, asas kesetaraan dan keadilan dalam membangun kerja sama politik.
Ketika misalnya Partai Demokrat pada masa itu ya, bertemu atau bersilaturahmi dengan partai politik lainnya, sebelum pertemuan kami sampaikan, setelah pertemuan pun kami laporkan.
Namun, ternyata di kemudian hari tidak demikian yang terjadi atau yang menerpa Partai Demokrat perlakuan yang diberikan oleh mitra koalisi pada saat itu, yang secara sepihak bisa mengambil keputusan secara semena-mena.
Tapi bukannya itu dinamika yang lumrah dalam politik?
Dalam politik itu ada fatsun Politik, ada etika politik, ada nilai-nilai, ada rambu-rambu, ada koridor yang harus dipedomani, yang mestinya harus dipatuhi oleh seluruh elemen dalam politik.
Karena kalau politik itu menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan demi kekuasaan, semuanya halal ya itu malah jadi politik yang tidak apa, yang jauh dari fitrah politik itu sendiri.
[Politik itu] seharusnya untuk kemaslahatan, seharusnya untuk hal-hal yang baik ya, bagaimana kekuasaan digunakan untuk kemaslahatan bagaimana memperoleh kekuasaan dengan cara-cara yang baik dan benar.
Sebagaimana sering disampaikan oleh Pak SBY sebagai founding father Partai Demokrat, bahwa politik itu tidak selalu menjadikan kekuasaan sebagai yang utama dan diutamakan, tetapi juga yang tidak kalah penting dari itu adalah cara untuk memperoleh kekuasaan itu kita harus melakukan cara-cara yang benar.
Kalau tidak menjadi cawapres Prabowo, apakah Mas AHY akan berpeluang menjadi menteri?
Oke platform perjuangan perubahan perbaikan, itu kan memerlukan sarana untuk bisa diimplementasikan apa wadah atau sarana itu? Ya, kekuasaan. Harus berada dalam pemerintahan, karenanya pernyataan dan komitmen kesungguhan Partai Demokrat untuk all out memenangkan Pak Prabowo dan Koalisi Indonesia Maju pada Pilpres 2024 mendatang.
Ini sebuah statement politik sekaligus komitmen perjuangan yang berangkat dari kebutuhan objektif, karenanya ini menjadi sesuatu yang sangat serius.
Kalau pada 2024 Pak Prabowo mendapatkan kesempatan sejarah sebagai Presiden dan Partai Demokrat menjadi koalisi dalam pemerintahan ke depan, memperoleh posisi-posisi secara politik, ya itu sebagai konsekuensi logis, karena untuk menjalankan apa yang menjadi platform perjuangan tadi tentu kita harus ada di dalam.
Dan ada key person atau orang-orang yang kami pandang tepat dan pantas untuk bisa mengimplementasikan apa yang menjadi komitmen perjuangan itu atau nilai-nilai perjuangan itu. Mas Ketum AHY kami pandang dan kami nilai memiliki kualifikasi yang lebih dari cukup.
Ada pos menteri yang menjadi incaran?
Itu hak prerogatif sebagai Presiden ya. Kita menyerahkan sepenuhnya kepada Pak Prabowo kalau nanti mendapatkan kesempatan sejarah sebagai Presiden untuk menyusun kabinetnya dan memilih putra-putri terbaik bangsa ini menempati posisi di kabinet. Untuk membantu beliau menjalankan tugas-tugasnya di pemerintahan.
Belum lama Pak SBY bertemu Presiden Jokowi apakah bicara soal Demokrat masuk ke pemerintahan di tahun terakhir Jokowi?
Jadi perlu juga kami terangkan tentang ini jelaskan bahwa silaturahmi kebangsaan antara Presiden RI keenam Pak SBY dengan Presiden Jokowi itu adalah silaturahmi kebangsaan.
Jadi kapasitas Pak SBY bukan sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, karenanya pembicaraan di dalamnya pun adalah pembicaraan politik kebangsaan dan kenegaraan. Bukan pembicaraan politik-politik praktis apalagi misalnya, membicarakan tentang posisi reshuffle kabinet atau Demokrat menjadi bagian dari pemerintahan.
Tapi katanya ngomongin [situasi] 2024?
2024 itu adalah sebuah sejarah yang ada di depan mata terkait dengan suksesi kepemimpinan nasional. Karenanya juga kami berpandangan bahwa menjadi wajar memang pertemuan ini dilakukan.
Karena Pak Jokowi pun ini sudah akan berakhir masa pemerintahannya yang tentu sangat mungkin membutuhkan masukan untuk bertukar pikiran dengan Pak SBY yang juga sudah punya pengalaman mengakhiri masa pemerintahan.
Yang pada saat itu sukses melakukan atau mengawal transisi pemerintahan di masa Pak SBY yang saat itu masih sedang berkuasa dan mempersiapkan transisi kepada Pak Jokowi sebagai presiden terpilih pada saat itu.
Sehingga peralihan kepemimpinan itu berlangsung secara smooth berlangsung secara lancar dan sebagainya yang tentu ini juga penting bagi Pak Jokowi untuk bisa mempersiapkan itu ke depan.
Itu antara lain menurut kami yang menjadi topik-topik yang relevan dan Pak SBY juga sudah menyampaikan bahwa pada pertemuan itu menjelaskan tentang apa yang menjadi platform perjuangan Partai Demokrat perubahan dan perbaikan.
Memang apa sih yang ingin diubah dan rencananya nanti saat bersama Pak Prabowo?
Antara lain sebenarnya juga kami melihat ada kesinambungan dari pemerintahan Pak SBY sendiri sampai ke Pemerintahan Pak Jokowi ya. Banyak program-program prorakyat itu yang tetap dilanjutkan seperti misalnya BLT, PKH dan lain sebagainya.
Beberapa hal yang harus dikoreksi ya terkait misalnya kebijakan infrastruktur, bukan berarti tidak penting tapi harus dipilih dan dipilah mana yang harus didahulukan karena ini kan butuh anggaran besar.
Jadi kita pengen strategi pembangunan dan itu antara pendekatan pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, maupun pembangunan fisik Itu bisa simultan.
Tidak satu mendahului yang lain yang kemudian satu dianggap lebih penting daripada yang lain. Misalnya, komitmen pembangunan manusia zaman Pak SBY dulu sangat besar atensinya terhadap pembangunan manusia. Ini misalnya dengan banyak perguruan tinggi negeri yang lahir di masa Pak SBY.
Kita pengen juga ke depan seperti itu, banyak program beasiswa dan sebagainya kepada putra-putri bangsa ya. Putra dan putri bangsa baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri dan lain sebagainya. Ini penting untuk agar bangsa ini memiliki daya saing.
Jadi tidak hanya bergantung pada kelimpahan sumber daya alam yang pasti akan habis, tetapi harus didukung oleh kompetensi sumber daya manusia. Kemampuan manusia-manusianya yang handal dan unggul sehingga bisa mengoptimalkan apa yang menjadi seluruh sumber daya yang kita miliki untuk kemaslahatan.
Artinya Demokrat melihat Pemerintahan Pak Jokowi ini fokusnya ke infrastruktur fisik?
Itu yang terjadi, karena terjadi pembengkakan utang luar negeri dan lain sebagainya. Pengentasan kemiskinan melemah atau berkurang dibandingkan dengan pemerintahan SBY.
Bagaimana pandangan terhadap visi-misi Prabowo yang konsen terhadap pertahanan global?
Pak Prabowo memiliki pengetahuan yang memadai pemahaman yang memadai tentang kondisi geopolitik. Pak Prabowo juga memiliki rekam jejak yang cemerlang dalam hal kepemimpinan ya.
Dia ditempa dari militer yang kemudian setelah bertransformasi menjadi sipil, menjadi pebisnis maupun politikus juga melakukan adaptasi dalam banyak hal.
Kami yakin ini menjadi modal penting bagi kepemimpinan ke depan.
Tidak ada pada Ganjar? Makanya pilih Prabowo?
Kami tak ingin terlalu jauh menilai yang lain. Tetapi kami yakini bahwa Pak Prabowo lebih punya keunggulan-keunggulan dibanding yang lain.
Yang kami pandang sesuai dengan kebutuhan objektif bangsa ini 2024 menuju 2029. Untuk bisa melakukan percepatan menyongsong Indonesia sebagai negara maju guna mewujudkan Indonesia Emas 2045 nanti.
Bukan karena hubungan Bu Megawati dan Pak SBY kurang harmonis?
Ya itu silakan ditafsirkan atau diterjemahkan masing-masing. Tapi politik itu tentu berangkat dari sebagai tindakan rasional yang masing-masing pilihan-pilihan itu sifatnya rasional.
Dan ketika kemudian memilih berlabuh di Koalisi Indonesia Maju bersama Pak Prabowo, tentu karena koalisi ini dan Pak Prabowo lah yang paling bisa mengakomodasi apa yang menjadi platform perjuangan Partai Demokrat.
Mbak Puan dan Mas AHY sempat ketemu, bagaimana sih hubungan Bu Mega dan Pak SBY saat ini?
Kalau hubungan Mbak Puan dengan Mas AHY sangat baik ya. Komunikasinya juga intens. Kalau untuk hubungan Pak SBY sendiri dan Bu Mega ya tentu mereka berdua lebih tahu tentang itu ya. Publik sih punya persepsi sendiri-sendiri, punya penafsiran sendiri ya.
Kami yakini sih sebagaimana disampaikan pada saat silaturahmi antara Ibu Puan dengan Mas Ketum AHY pada saat itu ya. Berlangsung sangat cair peluang atau upaya untuk ada komunikasi di kemudian hari selalu terbuka.
Dan pada saat itu pun penjajakan atau komunikasi politik itu kan kita juga menyadari bahwa masing-masing sudah punya posisi berdiri politik masing-masing, sudah ada koalisinya masing-masing. Karena itu tidak ada kaitannya dengan upaya untuk apa, satu pihak mempengaruhi pihak yang lain agar bergabung pada koalisi tersebut.
Tapi kami juga menyadari bahwa secara politik kalau Pilpres nanti diikuti misalnya tiga pasang, tentu potensi akan dua putaran itu tinggi. Karena itu komunikasi politik lintas partai ini menjadi penting dan relevan untuk tetap menjaga peluang-peluang rekonfigurasi koalisi pascaputaran pertama. Sehingga itu tentu akan lebih mudah kalau komunikasi terjaga, itu yang pertama.
Yang kedua juga Partai Demokrat menyadari sepenuhnya bahwa bangsa ini memiliki kompleksitas problematika yang sangat besar. Karena itu seluruh elemen bangsa termasuk lintas partai politik ini penting untuk menjaga silaturahmi dan komunikasi politiknya guna membangun kolaborasi dan sinergi dari semua elemen bangsa.
Misal Prabowo kalah, putaran kedua akan gabung dengan Anies atau Ganjar?
Kami tidak ingin berandai-andai lebih jauh. Yang saat ini fokus dan konsentrasi utama kami adalah memenangkan putaran pertama, kalau bisa satu putaran.
Dan Pak Prabowo sebagai capres yang insyaallah Kalau kita berjuang dengan sungguh-sungguh semua elemen yang ada di dalam Koalisi Indonesia Maju, Pak Prabowo pada 2024 nanti menemukan atau takdir sejarahnya menjadi Presiden Republik Indonesia.
Target Demokrat mau masuk pemerintahan, kalau nanti kalah apakah menjadi oposisi lagi?
Komitmen Partai Demokrat itu sukses di Pileg dan Pilpres 2024 mendatang termasuk untuk menjadi bagian dari pemerintahan di 2024-2029. Jadi kerja-kerja politik yang kita lakukan saat ini orientasinya ke situ. Persoalan seperti apa pilihan-pilihannya, tentu akan beradaptasi atau menyesuaikan dengan dinamika politik riil pada saatnya nanti.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Maya Saputri