tirto.id - Usai pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi masih memilih fokus untuk melakukan konsolidasi internal Partai.
Tampuk kepemimpinan partai pun beralih dari Setya Novanto kepada Ketua Umum yang baru yakni Airlangga Hartarto.
Perubahan kepemimpinan yang beralih dari Setya Novanto ke Airlangga Hartarto menurut Dedi, harus digunakan secara baik untuk melakukan penataan internal partai di berbagai sektor. Terlebih, penataan tersebut merupakan salah satu program yang ditetapkan oleh Ketua Umum baru dalam kepengurusan yang baru pula.
"Kami belum bisa komentar lebih lanjut soal pilgub, karena, masih fokus di internal partai pasca Munaslub," kata Dedi dalam siaran persnya yang diterima Antara di Jakarta, Minggu (24/12/2017).
Kerja sosial menjadi fokus lanjutan setelah konsolidasi internal dilakukan. Demikian itulah makna langkah politik sesungguhnya, tidak melulu berbicara tentang kekuasaan apalagi sekedar pengaturan posisi calon gubernur atau calon wakil gubernur Jawa Barat, katanya.
"Jangan hanya fokus politik dan kekuasaan. Ini yang saya tekankan selama ini kepada kader Golkar di Jawa Barat, politik itu kerja sosial. Evaluasi harus terus dilakukan, sudahkah kita dekat dengan masyarakat atau belum," kata Dedi.
Setelah itu, barulah dirinya dan institusi Partai Golkar akan fokus dalam Pilgub Jawa Barat 2018. Langkah pertama yang segera ia lakukan adalah membangun mitra koalisi terlebih dahulu baru kemudian menetapkan posisi calon gubernur dan calon wakil gubernur. Hal ini kata Dedi, dilakukan agar masyarakat tidak disajikan drama yang menguras energi.
"Jadi, sebelum diumumkan ke publik, harus dimatangkan dulu di internal koalisi. Jadi tidak dibuat dramatisasi. Maka fokus Golkar adalah membangun mitra koalisi, baru setelah itu umumkan calon bersama dengan mitra koalisi," kata Bupati Purwakarta tersebut.
Terkait wacana menggandeng Uu Ruzhanul Ulum, Dedi mengaku sudah menelepon Bupati Kabupaten Tasikmalaya tersebut. Menurut Dedi, komunikasi tersebut merupakan hal yang biasa dia lakukan, sama seperti kepada para tokoh lain di Jawa Barat sejak lama.
"Saya telepon Pak Uu dulu, sudah biasa komunikasi sejak lama. Kita kan begitu, tidak membedakan dari partai mana pun, yang penting komunikasi jalan terus," kata Dedi.
Bupati yang dikenal aktif memperjuangkan nilai toleransi ternyata memiliki kesan mendalam terhadap sosok Uu Ruzhanul Ulum. Dedi mengatakan Uu merupakan sosok yang berani karena menjadi tokoh pertama yang mendeklarasikan diri maju di Pilgub Jawa Barat.
Meski begitu, pihaknya masih belum dapat bicara lebih banyak terkait wacara duet Dedi-Uu yang diwacanakan oleh beberapa kalangan. Dedi masih istiqomah melakukan pembenahan internal partai sebelum membicarakan agenda politik di Jawa Barat.
"Pak Uu itu berani, tidak ada yang seberani beliau. Begitu dilantik di Gedung Sate, langsung deklarasi. Artinya, ada semangat yang tinggi dalam diri beliau dan patut dihormati oleh semua pihak. Tetapi, sekali lagi, kita bicara dulu koalisi partai, cerita rumahnya dulu, baru orangnya," kata Dedi.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo