Menuju konten utama

Dampak Gempa M 6,9 di Kepulauan Mentawai: 8.137 Warga Mengungsi

BNPB melaporkan dua rumah mengalami kerusakan akibat gempa dengan magnitudo (M) 6,9 yang berpusat di 177 km barat laut Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat.

Dampak Gempa M 6,9 di Kepulauan Mentawai: 8.137 Warga Mengungsi
Ilustrasi gempa bumi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan dua rumah mengalami kerusakan akibat gempa dengan magnitudo (M) 6,9 yang berpusat di 177 km barat laut Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat.

Kerusakan teridentifikasi masing-masing satu unit rumah di di Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai dan satu unit lainnya di Desa Hili Anombase, Kecamatan Hibala, Kabupaten Nias Selatan.

"Hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa akibat gempa bumi yang terjadi pada Selasa dini hari (25/4), pukul 03.00 WIB," kata Abdul Muhari, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB melalui keterangan tertulis, Rabu (26/4/2023).

Abdul mengatakan berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai, sebanyak 2.049 Kepala Keluarga (KK) atau 8.137 jiwa masih mengungsi.

Pengungsi tersebar di tiga desa di Kecamatan Siberut Barat dan satu desa di Kecamatan Siberut Utara. Distribusi warga yang mengungsi di Kecamatan Siberut Barat yaitu di Desa Simatalu sebanyak 210 KK (951 warga), Desa Simalegi 497 KK (2.194 warga), dan Desa Sigapokna 599 KK (2.443 warga).

"Sedangkan di Siberut Utara, sebanyak 743 KK atau 2.549 jiwa mengungsi di Desa Sikabaluan," kata Muhari.

BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai masih melakukan pendataan dampak di Kecamatan Siberut Barat Daya, Siberut Selatan, Sipora Utara dan Sipora Selatan. Beberapa warga masih mengevakuasi diri ke tempat yang aman.

Kondisi jaringan listrik di wilayah Kepulauan Mentawai masih dilaporkan padam.

Gempa bumi M 6,9 yang berada 177 km barat laut Kepulauan Mentawai memiliki kedalaman 23 km. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis fenomena geologi tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.

Sedangkan dari hasil analisis mekanisme sumber gempanya, ini merupakan gempa dengan mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.

Hasil monitoring BMKG hingg Selasa pukul 05.45 WIB menunjukkan adanya 10 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 5,0.

"Pascagempa tersebut, BNPB terus berkoodinasi dengan BPBD Provinsi Sumatra Barat dan beberapa BPBD kabupaten yang terdampak guncangan gempa," ujar Muhari.

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI DI MENTAWAI atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan